Banjar? Saya rasa bisa menciptakan konsep seperti itu.Â
Dalam pikiran saya, orang yang datang dari arah Jawa Tengah atau sebaliknya akan sangat membutuhkan ruang publik yang nyaman dan aman untuk menitipkan kendaraanya sejenak.
Di kawasan Doboku Citanduy ini sudah terdapat aneka ragam rumah makan khas Sunda, ini sudah jadi modal pertama untuk membuat pengunjung datang ke kawasan ini. Penunjuk arah pun sangat penting untuk memperjelas, memberitahu dan mengarahkan kepada pengendara bahwa dikawasan itu terdapat wisata sungai.
Setelah itu, orang akan merasakan sensasi menaiki perahu hingga ke kawasan Banjar Water Park (BWP). Kesan ini akan mereka dapatkan dengan menyusuri sungai Citanduy dan diberikan beberapa alternatif destinasi wisata lainya, seperti menuju Taman Anggrek Situ Mustika, BWP dengan menggunakan moda transportasi perahu wisata.
Manfaat lain dari wisata sungai Citanduy pun membangunn masyarakat sekitar sungai dengan tidak membuang sampah pada sungai akan sendirinya akan tumbuh budaya tidak membuang sampah ke sungai. Karena mereka akan sadar bahwa sungai menjadi lahan mata pencaharian dari banyaknya orang berkunjung untuk berwisata sungai Citanduy.
Ditambah jembatan baru pun kini dijadikan tempat untuk berswafoto para remaja, objek-objek inilah bisa dimanfaatkan kemudian dikembangkan menjadi destinasi wisata favorit di jalur perlintasan. Â
Kebudayaan masyarakat sekitar sungai memiliki karakter produktif dan selalu melakukan inovasi dalam bertahan hidup. Selain itu budaya masyarakat aliran sungai memiliki karakter saling menghargai, fragmatisme atas hasil karyanya. Sehingga, budaya masyarakat aliran sungai harus dikembangkan untuk membangun sumber daya manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka mengembangkan kesejahteraan masyarakat yang juara lahir & batin.
Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 WIB, saya pun kemudian melanjutkan perjalanan tugas untuk melakukan peliputan di Aula Setda Kota Banjar. Biarkan pikiran liar saya itu hanya akan menjadi catatan untuk masa depan kelak. Ucap saya dalam hati.
Penulis: Syarif Hidayat
Wakil Ketua Umum Dewan Kebudayaan KotaÂ