Mohon tunggu...
Pramudya Nadhif Laksono
Pramudya Nadhif Laksono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Suka bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kasus Pelecehan Seksual yang Banyak Terjadi - Apakah Seorang Ahli Pendidikan Masih Dapat Dipercaya?

30 Agustus 2024   08:12 Diperbarui: 30 Agustus 2024   08:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saya membaca tentang kasus pelecehan seksual di Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) yang dilakukan oleh Profesor ETH kepada 2 orang bawahannya. Pihak YPPUP segera menonaktifkan Profesor ETH karena pelecehan seksual sangat tidak bisa ditoleransi oleh pihak yayasan. Proses hukum pun akan terus berlanjut dan diharapkan pihak yang terlibat dapat kooperatif serta keadilan dapat diwujudkan.

Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Profesor ETH dari jabatannya sebagai rektor Universitas Pancasila (UP). Keputusan ini diambil menyusul laporan kepada Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dialamatkan kepada dua orang bawahannya. Sebagaimana dikutip dari laman PMJ News, Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila, Yoga Satrio, menjelaskan pihaknya telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang menonaktifkan ETH sebagai rektor.

Yoga menegaskan bahwa ini bukan pencopotan, tetapi penonaktifan hingga berakhirnya masa bakti Rektor pada tanggal 14 Maret 2024. Keputusan YPPUP ini mencerminkan sikap tegas dan komitmen dalam menanggapi kasus serius pelecehan seksual di lingkungan kampus. Proses hukum akan terus berlanjut, dan YPPUP berharap agar keadilan dapat terwujud dalam proses tersebut. Selain menonaktifkan ETH, Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila juga meminta kepada terduga pelaku agar kooperatif menjalani proses hukum dari kepolisian.

Saya merasa sangat kasihan dengan sang korban. Beliau bagaikan seorang anak yang sangat mempercayai bapaknya. Beliau tidak menyangka bahwa sosok yang dipercayai merupakan sebuah hama. Hama yang membunuh pertumbuhan tanaman muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun