Mohon tunggu...
pram_
pram_ Mohon Tunggu... -

Gemar menertawai diri sendiri, berkaca mewarnai hati, melukis mimpi dan memahat nyata...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Filosofi Rumput...

26 September 2012   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:39 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

beranak pinak dan menyebar, menebar segar dipandangan mata

rumput tidak memilih tempat dia tumbuh

di gunung, di tepi sawah, di halaman rumah, di pinggir pantai, bahkan di tempat pembuangan sampah akhir dia hadir

menyediakan tempat merebahkan diri bagi pendaki,

menjadi tempat istirahat para petani, nelayan dan para penambang sampah.

tanah yang ditumbuhinya alami...tanpa rekondisi

tidak perlu diolah, tidak perlu dipupuk, tidak perlu pula diairi

Jika ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk

Maka ilmu rumput, menebar manfaat tak pandang tempat dan derajat

Salam Super..mi..!! hihihi :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun