Teringat saat ngobrol sama pacar malam itu,
"Nanti kalau kamu sama aku udah bubar, gimana ya?"
"Ga tau, aku ga bisa bayangin" mataku menerawang menembus langit-langit.
"Hmm iya juga ya..pasti kamu bakalan lupa sama aku"
"Engga tuh, ga bakalan lupa."
"Oh ya? Mantan kamu gimana? Kamu lupain juga kan?kalau kita bubar aku bakal jadi salah satu dari mereka.."
Aku diam.
Entah harus bagaimana.
Aku merenung sejenak.
Ya, benar. Bagaimana seseorang yang dulunya orang asing hadir dalam hidup kita, dan lalu menjadi seseorang yang sangat berarti di dalam hidup. Tapi jika dia telah pergi, dengan mudahnya kita melupakannya dan menjadikan dia orang asing lagi.
Awal dari perpisahan adalah saat paling sulit, membuat kita harus terbiasa melupakan kebiasaan yang sebelumnya sudah ada. Melupakan semua hal yang ada tentang 'mantan'. Orang bilang melupakan mantan itu salah satu hal untuk 'move on'. 'Life must go on'. Hmm.. Tapi, kenapa seolah kata 'move on' berarti melupakan segala-galanya? seolah-olah dia adalah suatu penghambat dalam melangkah?
Get over it, lupakan hanya perasaan yang pernah ada. Bukan orang yang membuat kita memiliki perasaan itu. Namun, sa
at ini mantan seperti hal yang membuat kita alergi. Jika bertemu langsung buru-buru menghindar, kalau ada yang menyebut namanya buru-buru tengok kiri lalu meludah 3 kali. Seolah-olah 'ih mantan makhluk apa sih? Ga kedaftar di duniaku'.
Ya, fakta. Bagaimana seseorang mudah sekali untuk melupakan sesuatu yang pernah menjadi sesuatu yang berharga. Bagaimanapun mantan adalah seseorang yang telah memberikan hal yang berharga untuk kita: 'pelajaran dari pengalaman'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H