Thrifting merupakan tren belanja yang sedang marak saat ini, khususnya di kalangan pemuda. Thrifting memberikan berbagai keuntungan, seperti, harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga baru, serta dapat memenuhi kebutuhan fashion tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Selain itu, thrifting juga dianggap sebagai cara sederhana untuk mengurangi sampah dan menjadi lebih ramah lingkungan.
Salah satu pedagang di Pasar Senen, Apay Saputra (21) mengatakan, pengunjung Pasar Senen berasal dari berbagai kalangan, tapi mayoritas adalah kalangan pemuda. Pengunjung Pasar Senen memuncak  setiap hari libur.
"Ramai kalo hari tertentu aja, sabtu atau minggu selalu ramai, kalo sekarang hari senin biasa aja. Apalagi kalo akhir bulan, rata-rata anak muda mulai berdatangan dah tuh dan kebanyakan anak cewe, kalo cowo jarang," ujarnya saat diwawancarai di toko miliknya, pada Senin (19/12/2022).
Lebih lanjut, Apay menilai kebanyakan wanita mengincar blouse, dan kardigan. Sedangkan pria, mengincar hoodie, kemeja, dan celana. Mereka berburu pakaian bekas mencari brand fashion populer dunia seperti Uniqlo, GAP, Zara dan lainnya. Â Produk fashion tersebut dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau yaitu, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 700 ribuan.
Apay mengungkapkan, mayoritas baju bekas impor berasal dari Jepang, Korea, dan India. "Kalo kita ngambil barang impor dari Jepang, Korea, sama India soalnya yang kita jual kebanyakan kemeja, dan kita ngambilnya udah per ball-an jadi kita ga bisa milih, dengan harga per ball-nya mulai dari Rp 6 juta sampai Rp 8 jutaan," ucapnya.
Isi dari satu ball tersebut berkisar 300-500 pakaian yang isinya kemeja, dan kaus. Tapi ball yang berisi jaket hanya berkisar 150-200. Tidak semua pakaian di ball tersebut bisa dijual sepenuhnya, tidak jarang Apay hanya berhasil menjual setengahnya karena faktor kelayakan.
Apay menyebutkan keuntungan yang didapatnya juga cukup meningkat dibanding masa pandemi COVID-19. Faktor peningkatan terjadi karena fenomena thrifting yang populer.
"Kalo dibanding sama masa pandemi kemaren turun banget soalnya kan orang juga jarang keluar rumah, tapi kalo sekarang karena udah mulai membaik kondisinya, pendapatan juga mulai naik 60-70%," tutur Apay.
Walaupun saat ini terdapat opsi untuk berbelanja melalui online shop, Apay mengungkapkan tidak mengurangi jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Senen karena terdapat hal yang tidak bisa dilakukan saat membeli melalui online shop, seperti memilih bahan pakaian dan sebagainya. Apay berpendapat fenomena thrifting tidak akan hilang karena esensi thrifting untuk mendapatkan pakaian brand fashion populer dunia dengan harga yang relatif murah dibanding harga baru.
Senada dengan Apay, seorang pembeli pakaian thrifting Farid Razzaq (21) menjelaskan, terdapat kelebihan berbelanja thrifting dibanding berbelanja di online shop. "Soalnya kalo thrifting kita bisa ngeliat secara langsung koleksi pakaian dan bisa ngerasain langsung bahan-bahan pakaiannya tebel atau tipis, kalo di online shop kan ga bisa, terus milih ukuran agak tricky," ucapnya saat diwawancarai di Pasar Senen, pada Rabu (21/12/2022).
Pasar Senen merupakan lokasi utama para pencari barang bekas layak pakai dengan harga relatif murah. Farid selaku thrifter menyatakan, Pasar Senen cukup memenuhi kebutuhan berbelanja dengan berbagai macam pakaian yang dijual serta brand fashion yang beragam.
"Variasi baju-baju sama celananya lebih lengkap di sini (Pasar Senen), dan dari segi harga lebih miring di sini (Pasar Senen), bisa dinego tipis juga. Apalagi Pasar Senen pusatnya thrift juga, kalo dari segi harga lebih bersaing daripada tempat lain, jadi lebih milih di sini," ujarnya.
Namun, selain menawarkan harga yang murah, Farid mengungkapkan thrifting di Pasar Senen juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, kondisi barang yang dijual biasanya sudah tidak sebagus barang baru, sehingga pembeli perlu memeriksa kondisi barang dengan seksama sebelum membeli. Kedua, tidak semua barang yang dijual di Pasar Senen terjamin keasliannya, sehingga pembeli perlu berhati-hati dalam membeli barang-barang yang dianggap terlalu bagus untuk harga yang ditawarkan.
Meskipun demikian, Farid menambahkan, thrifting di Pasar Senen masih menjadi pilihan yang menarik bagi pencari barang bekas. Selain menawarkan harga yang murah, thrifting di Pasar Senen juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk berbelanja, karena para pengunjung bisa menemukan berbagai macam barang yang tidak bisa ditemukan di toko-toko biasa.
Farid berharap, penjual dapat memilah barang yang tidak lolos quality control untuk dipisahkan. "Kalo bisa si buat pedagang mending barang yang emang ada kurangnya dipisahin lalu dijual dengan harga yang murah, terus juga buat barang yang ga ori sebaiknya juga dipisahin biar pembeli ga merasa tertipu," pungkasnya.
Penulis: Pradipta Kusuma Abirawa, NIM 11210511000146, Mahasiswa semester 3 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H