Mohon tunggu...
pra Juniarti
pra Juniarti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPS di MTs Negeri Gresik

Senang menulis, membantu siswa menulis, mendaki gunung, mengenal tanaman obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersepeda ke Pantai Mengare

23 November 2022   23:11 Diperbarui: 23 November 2022   23:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar penjelasan yang panjang lebar Amesh semakin penasaran dan lebih semangat lagi untuk cepat dapat mengelilingi Pulau Mengare dan menikmati keindahannya sambil mengabadikannya di kamera hp.

Akhirnya kapal mengambil sauh. Dan mereka segera turun dan melompat ke daratan. Rasa lelah dan jauhnya perjalanan terbayar lunas dengan keindahan dan eksotiknya pulau Mengare. Pasir putih tampak terhampar begitu indahnya, serta alam hijau yang asri membuat Sashi dan teman-temannya begitu menikmati. Laut biru begitu luas  luas dan cantik dengan pemandangan hutan bakau yang rindang. 

Langit biru yang cerah menambah suasana makin menyenangkan menghabiskan waktu seharian untuk mengelilingi pulau kecil itu, apalagi sinar matahari bersinar cerah. Semua terasa begitu indah dan menyejukkan mata. Deburan ombak yang membasahi pasir putih membuat Amesh dan kawan-kawannya tidak sabar untuk segera bermain di pantai. Amesh sangat terpana akan keindahan dan eksotiknya alam Pantai pulau Mengare.

Mereka berjalan lalu berlarian di sepanjang pantai sambil sesekali melemparkan batu kerikil ke arah laut. Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke arah benteng yang menjorok ke laut. Rasa penasaran Amesh membuatnya  terus melangkah dengan cepat ke arah benteng meninggalkan teman-temannya. Di bibir pantai dekat benteng Amesh berhenti untuk beristirahat sambil menunggu kedatangan teman-temannya, sambil melihat kemegahan benteng yang masih terlihat meski banyak yang sudah rusak. Rasa lapar membuat Amesh mengeluarkan bekal dan menyantapnya. Terlihat deburan ombak datang yang menghantam bebatuan yang berserakan, sepertinya reruntuhan benteng karena tergerus ombak terus menerus.

"Amesh!" panggil teman-temannya yang sudah terlihat mendekatinya. Mereka semua melambaikan tangan dan berlari kearahnya.

"Lihat!, pemandangannya sangat indah ya? jika dilihat dari arah benteng ini," teriak Rico sambil menunjuk kearah benteng.

"Kau tahu Amesh , kita dapat membuat video tentang benteng ini dan keindahannya lho? Nanti kita perkenalkan di youtube kalau daerah kita mempunyai pantai yang eksotik dan letaknya langsung menghadap ke Laut Jawa, "  ujar Andi menimpali.

Amesh tersenyum mengiyakan ucapan temannya.  Lalu Amesh berjalan ke arah benteng yang sebagaian bangunannya sudah hampir rusak terkena terjangan ombak laut. Amesh berjongkok di reruntuhan bebatuan sambil mencari angle yang bagus untuk diambil. Terlihat teman-temannya berjalan dan berdiri diatas reruntuhan benteng di bibir laut yang menjorok. Sesekali deburan ombak datang dan membasahi kaki mereka. Terdengar tawa bahagia mereka semua, dan Amesh kembali mengabadikan momen indah itu. Mereka saling berteriak sahut menyahut riuh rendah menambah keriangan siang itu.

"Ayo Amesh, kesini,!" teriak Nana minta diabadikan saat berdiri di atas batu karang dengan bergaya.

Setelah puas mengelilingi benteng Amesh dan teman-temannya kembali untuk pulang sebelum ombak bertambah besar datang. Tapi mereka akan menikmati keindahan hutan dan binatang yang ada di situ. Terlihat beberapa kera berkeliaran untuk mencari makan. Amesh kembali mengeluarkan  Hpnya untuk mengambil gambar yang indah itu. Setelah keluar dari arah hutan mereka melewati perkampungan yang asri dan tertata rapi. Ada beberapa masyarakat yang sedang mengeringkan ikan di depan rumahnya. Pemandangan yang tak pernah Ameshi lihat.  Sebentar Amesh berhenti dan bertanya-tanya kepada masyarakat yang ada disitu, sambil mengambil gambar lingkungan yang tertata asri dan sangat nyaman.

"Andi ...tunggu aku...!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun