Intinya, untuk mengubah kebiasaan buruk seperti terlambat dan tidak disiplin, harus dilakukan dengan memunculkan kebiasaan baik, yaitu kebiasaan untuk tepat waktu.
Kebiasaan yang baik ini baru dapat bertahan jika dilakukan secara konsisten, terus menerus. Tidak peduli apapun situasi sebelumnya, walau semalam tidurnya larut, bangun tepat waktu harus dilakukan.
Kebiasaan yang dipupuk terus menerus dalam jangka waktu lama secara konsisten memunculkan “otomatis”. Maka tidak belebihan ketika ada orang yang bilang bahwa setiap jam enam pagi, ia akan otomatis terbangun.
3. Ajarkan anak menerima konsekuensi
Jika karena sesuatu hal anak jadi terlambat, orangtua perlu mengajarkan anak untuk menerima kosekuensi dari sekolah.
Jangan malah orangtua mengarang berbagai cerita pada guru agar anak terbebas dari konsekuensi terlambat.
Anak perlu paham, sesekali berbuat salah adalah hal wajar, dan mendapat konsekuensi sekolah karena berbuat salah, juga adalah hal wajar yang perlu diterima dengan besar hati dan sebagai pembelajaran.
Untuk selanjutnya akan akan semakin berhati-hati memperhatikan waktu agar tidak terlambat lagi.
4. Berikan reward ketika kebiasaan baik mulai timbul
Ketika anak berhasil konsisten tepat waktu, tidak terlambat bangun, tidak terlambat ke sekolah selama jangka waktu tertentu, misal sebulan penuh, berilah reward. Apresiasi anak, baik dengan ucapan, pelukan bahkan bila perlu hadiah kecil.
Hal ini akan semakin menyemangati anak untuk terus memupuk kebiasaan baik yang mulai terbentuk.
5. Kerja sama dengan pihak sekolah
Penuhi undangan sekolah untuk membicarakan masalah keterlambatan ini. Sampaikan kondisi yang mungkin bisa jadi pemicu apa adanya. Diskusikan dengan pihak sekolah langkah apa yang perlu diambil, dan ikuti.
Terkadang perubahan tidak kunjung terjadi karena orang tua tidak menjalankan apa yang sudah disepakati bersama. Mulai dari alasan tidak sempat, tidak tega dan alasan-alasan lainnya.