Maka dari itu perlu dilakukan komunikasi yang terbuka sehingga ada pemahaman dan kesepakatan.
Bukan hanya untuk dunia kerja, dengan anak pun jika memungkinkan kita terapkan prinsip “win win solution”. Sama-sama mendapatkan apa yang dimaui.
4. Orang tua melakukan apa yang berbeda dari yang diajarkan kepada anak
Tidak semua orang tua menjalankan apa yang mereka minta kepada anak. Hal ini akan membuat anak menentang aturan dan jadi membangkang.
Contoh: Mama melarang anak membuka gawai saat sedang beribadah. Namun ternyata papa terlihat asyik membuka gawai di saat beribadah (dengan alasan ada pesan penting atau hal lainnya).
Jika hal ini terus berulang, maka anak pasti akan kesal, menentang dan mencuri-curi kesempatan untuk juga membuka gawai.
Ingatlah, cara terbaik mengajarkan anak lewat contoh yang dapat mereka teladani.
5. Ada situasi pemicu
Jika anak sering membangkang, perhatikan situasi ketika pembangkangan terjadi. Catat untuk dihindari.
Pada anak balita, hal sederhana seperti kepanasan, atau mengantuk dapat membuat mereka jadi uring-uringan dan menolak perintah orang tuanya.
Atau ketika anak sedang sangat asyik dengan sesuatu, misal tengah bermain, perintah untuk mandi tentu tidak akan dia respon dengan segera. Berilah mereka waktu jeda untuk menerima perintah.
Contoh: “Adek, sudah hampir jam lima sore ya, Adek sudah main dari jam tiga. Sepuluh menit lagi mandi ya.” Bila perlu ingatkan lagi saat menjelang lima menit sehingga anak bersiap-siap.
Kiat menghadapi anak membangkang