Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjadi Centang Biru

26 Agustus 2022   05:30 Diperbarui: 26 Agustus 2022   22:15 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompasiana.com

“Selamat membiru… selamat jadi smurf dan terus membuat tulisan yang menginspirasi “ begitu ucapan-ucapan dari teman-teman kompasianer ketika akun saya menjadi centang biru pada tanggal 23 Agustus 2022.

Beberapa sahabat kompasianer selain memberi ucapan selamat juga langsung bilang "Tulis ya tentang centang birunya di kompasiana. Ini adalah tradisi kita" begitu pesannya. Baiklah, saya akan coba menuliskan apa yang saya rasakan dalam berproses dari awal hingga hari ini di Kompasiana.

  • Menemukan guru dan banyak hal berharga

Tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa di Kompasiana ini saya menemukan banyak sekali guru,  teman dan sahabat yang mengajarkan banyak hal berharga.

Pesan mereka di kolom komentar untuk terus membuat tulisan yang menginspirasi sebenarnya tidak begitu tepat. Sesungguhnya teman-teman kompasianerlah yang sejak awal menjadi inspirasi saya. Berderet nama yang segera muncul setiap saya mengingat Kompasiana.

Tulisan pertama saya di Kompasiana terbit di bulan Maret 2022 lewat akun Mettasik, grup penulis “Menulis itu Ternyata Asyik” yang digagas Romo Toni Yoyo dan dipawangi Acek Rudy. Ya, Acek Rudy, guru kami para penulis baru di Mettasik.

Jayanto Chua, senior di Mettasik, adalah kompasioner yang mendorong saya bergabung dengan Mettasik, “Ayo berbuat baik, menulis tentang kebajikan. Kalau belum sempat menulis tidak apa, gabung saja dulu,” begitu kira-kira kata-kata jebakannya.  Sedemikian bersemangatnya dia mengajak orang berbuat baik lewat tulisan.

Setelah membuat beberapa artikel di Mettasik, dan belajar membuat akun sendiri, Acek Rudy memperkenalkan saya dengan komunitas perpesanan kompasianer. Di sini saya berkenalan dengan Mbak Ayra Amirah, seorang penulis senior. Ternyata frekuensi kami  nyambung. Mbak Ayra guru ke dua sesudah Acek. Banyak hal yang diajarkannya. Dari aturan, istilah, sampai tools yang ada di Kompasiana.

Satu hal yang saya ingat sampai hari ini, suatu hari Mbak Ayra mengajak berkolaborasi dalam artikelnya yang berjudul "Gadis Penjual Kelinci." Penulis anak bawang, diajak kolab penulis senior, hati seketika berbulan bintang bermatahari. Segera saya iyakan. Meski tugas yang diminta tidak mudah bagi saya, yaitu membuat puisi pendukung kisahnya, padahal untuk membuat sebaris syair saja pun buat saya butuh perjuangan maha besar.

  • Artikel  dan AU pertama di akun pribadi

Angka cantik 22 Maret 2022, menandai tulisan pertama saya menggunakan akun pribadi. Setiap artikel yang dibuat, diberi vote oleh teman-teman kompasianer. 

Beberapa bahkan menyempatkan menulis komentar, padahal artikel yang dibuat masih standar saja kualitasnya. Mbak Ayu Diahastuti, Mbak Siska Artati, Mbak Hennie Triana, Bu Siska Dewi, Mas Budi Susilo, Bung Elison, Bung Gregorius, Mbah Ukik, Ko Hoey Beng, Pak Kris Banarto, Bu Ling Felicia, Pak Ali Musri Syam, Bung Katedrarajawen, Bung Miguel, Mbak Widz  Stoops, Engkong Felix, Mbak Isti Yogiswandani, dan masih banyak lagi kompasianer lainnya muncul menjadi dewa penyemangat.

Mbak Ayu bahkan membubuhkan komentar “Admin K, do your magic, birukan akun ini.” pada salah satu artikel yang saya buat. Sungguh bahagia membaca komennya ketika itu, tentunya bukan karena yakin akan jadi biru, toh admin Kompasiana mempunyai mekanismenya sendiri, tapi karena mendapat perhatian dari seorang penulis yang sangat saya kagumi ilmu dan isi artikel yang dibuatnya.

Bunda Rose dan Pak Tjip, sebagai kompasianer yang sangat senior dan dihormati semua penulis, juga kerap hadir memberi komentar menyemangati. Haru membayangkan beliau yang sudah sepuh menyempatkan diri untuk menulis komentar buat anak bawang. Di sini saya belajar satu hal berharga, kerendahan hati. Kerendahan hati yang menunjukkan tingginya kualitas yang beliau-beliau miliki.

Tanggal 26 April 2022, AU pertama. Banyak sekali ucapan selamat AU dari teman-teman kompasianer, pecah telurrr, begitu canda mereka. Kebahagiaan mereka ternyata tidak kalah besar dengan rasa bahagia di hati saya. Mereka, para penulis senior itu ikut merayakan keberhasilan “adik” nya mendapat predikat AU. Di sini saya belajar lagi, apresiasi yang tulus itu menguatkan. Saya semakin bersemangat membuat tulisan di sela-sela kegiatan sehari-hari. 

  • Menemukan makna dari menulis

Sebuah artikel yang saya buat “Membantu Anak Kidal agar Tumbuh Optimal” menuai banyak ucapan terimakasih. Baik dari sesama kompasianer yang pernah mendapatkan perlakuan keras di masa kecil karena kidal dan dipaksa menggunakan tangan kanan, maupun dari teman-teman lain yang memiliki anak kidal. Salah satunya adalah guru putri saya yang juga mempunyai putra kidal.

Begitu pula artikel saya yang berjudul “Membantu Anak Indigo”, mendapatkan banyak komentar dari orang yang mengalami ataupun melihat perlakuan tidak enak dari sekitar karena tidak paham dengan fenomena anak indigo. Mereka berterimakasih dan berharap banyak orang mau memahami anak indigo.

Setelah makin yakin dengan artikel yang dibuat, saya mulai mempublikasikannya lewat status aplikasi WhatsApp. Pertama membuat status sampai ada sahabat yang japri “Kirain lo kenapa.. sampe bikin status, ‘gak pernah kan lo seumur-umur pasang status !”

Lalu di hari berikutnya, ada teman guru yang japri dan minta izin share artikel saya karena merasa bahwa apa yang ditulis dibutuhkan oleh orang tua siswa. Ini namanya pucuk dicinta ulam tiba, penulis mana yang tidak suka tulisannya mendapat banyak pembaca.

Satu demi satu ucapan terimakasih dan apresiasi baik yang disampaikan di komentar artikel ataupun yang langsung japri via WhatsApp membuat saya yakin bahwa tepat saya memilih Kompasiana untuk berbagi. Kompasiana tidak berbayar, semua yang membutuhkan informasi bisa mengaksesnya secara gratis.

Terimakasih Kompasiana, terimakasih sahabat-sahabat Kompasianer dan semua yang selalu memberi semangat untuk terus berbagi kebajikan.

Mari menjaga Indonesia dengan kebajikan

Saya yakin kebajikan akan mampu membuat Indonesia "Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun