Banyak teman-teman yang menanyakan hal ini saat tahu, saya menjalani terapi laser pada mata. Saya akan ceritakan apa yang saya jalani saat terapi laser
1. Mata ditetes dengan tetesan yang memperbesar pupil
Rasanya lumayan perih, dan setelah lima belas menit ditetes, pupil mata saya membesar, si bungsu yang menemani sampai takjub, mata saya sama dengan mata adek San-san (kucingnya) kata dia.
Pupil yang membesar ini memudahkan dokter melihat kebagian dalam mata kita.
Menurut perawat, saya akan merasa tidak nyaman dan rabun saat melihat dekat beberapa jam, tapi yang saya rasakan melihat jauh lebih rabun, dan kondisi rabun ini berlangsung sampai besok pagi.
2. Mata difoto
Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang mata hingga ke serabut terhalusnya, mata dilakukan pemotretan menggunakan alat khusus. Silau sekali saat mata difoto, dan itu dilakukan berkali-kali.
3. Pelaksanaan laser
Setelah dokter mempelajari hasil foto, mata saya ditetes dengan obat tetes yang berfungsi sebagai bius lokal. Proses laser dilakukan sambil duduk.
Dagu dipasang pada penumpu di meja/alat laser, bagian kepala ditahan dengan pengikat supaya tidak bergerak-gerak. Dokter berpesan untuk menaikkan tangan jika rasa nyeri tidak tertahan.
Cukup cemas saat mendengar pesan dokter. Yang bisa saya lakukan hanya pasrah dan berdoa ketika itu.
Saat laser, kita membuka mata. Terdengar bunyi seperti ketika memainkan kembang api. Kretek-kretek halus. Rasa sakit ternyata tidak mengerikan seperti yang saya bayangkan, sangat ringan. Hanya pada beberapa titik ada sakit yang agak terasa, tapi secara keseluruhan masih ringan tingkatan rasa sakitnya.
Proses laser sekitar lima belas menit. Setelah selesai dokter memberikan resep beberapa jenis tetes mata. Aktivitas boleh dilakukan seperti biasa, tidak ada pantangan apapun, hanya tentunya perlu membatasi penggunaan mata pada layar untuk pemulihan.
Sekarang sudah sekitar sepuluh hari dari proses laser, mata sudah Kembali terasa nyaman. Bayangan hitam sudah jauh berkurang, kilatan blitz juga sudah tidak ada lagi.