Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Memuji Anak Itu Mudah dan Bermanfaat jika Dilakukan dengan Tepat

23 Juli 2022   05:30 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:10 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayah memuji anak (Sumber: Freepik/Jcomp) 

“Aku sih tidak gampang mengumbar pujian ya, pujian itu harus untuk sesuatu yang luar biasa, yang extraordinary

Kalimat ini diucapkan oleh teman saya yang menjadi pimpinan di sebuah institusi. Apakah ini berdampak baik atau sebaliknya untuk para bawahan, entahlah, hanya dia yang tahu. 

Tapi bagaimana kalau pujian ini dalam lingkup keluarga? Apakah anak butuh pujian yang banyak, atau cukup sesekali supaya ketika dipuji dampaknya dahsyat, benar-benar membuat anak merasa bangga?

Apa Itu Pujian?

Menurut KBBI, pujian adalah rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu. Sejak anak masih kecil pun sudah senang dipuji. 

Saat tamu yang berkunjung berpamitan , orang tua meminta si kecil untuk melambaikan tangan, atau kiss bye, dan ketika si kecil melakukannya, semua bertepuk tangan, wajahnya akan cerah ceria dan  si kecil dengan senang hati mengulangi lambaian tangannya lagi.

Ilustrasi memuji anak | Sumber: Freepik.com
Ilustrasi memuji anak | Sumber: Freepik.com

Walau mungkin belum terlalu paham dengan makna kata pujian, namun reaksi orang yang memberi penghargaan untuk aksinya itu dapat dia tangkap dengan jelas dan membuatnya ingin mengulanginya lagi.

Ada Sebagian orang yang memandang pujian sebagai sesuatu yang tidak baik, seperti bisa membuat orang yang sering dipuji tidak mampu menerima kenyataan kalau suatu hari nanti gagal. Benarkah demikian? Jawabannya bisa ya, bisa tidak, tergantung dari cara kita memuji. 

Wah, memuji ada caranya? Benar sekali, memuji perlu cara yang tepat, bukan sembarang memuji.

1. Pujilah dengan menyebut prosesnya, bukan hasil akhirnya

Ketika anak berhasil membuat benteng pasir di pantai, "Wuiiihh, mama lihat lho dari bentengnya tadi kecil, adek terus tambah pasir-pasirnya walau berkali-kali rubuh." Sehingga ketika ternyata pada akhirnya bentengnya itu sebagian tersapu ombak, anak tidak sedih, dia tahu mama melihat usahanya.

Ketika kita menekankan pada proses, anak ikut belajar bahwa proses penting, proses berharga dan proses mendapatkan nilai, walaupun hasil akhirnya tidak selalu grand.

Pujian yang menitik beratkan pada proses membuat anak tidak kecewa jika suatu hari mengalami kegagalan, karena dia bisa melihat usahanya, tahu bahwa ia berproses melakukan hal yang seharusnya dilakukan

2. Pujilah dengan kesungguhan

Anak peka dengan ekspresi, gestur dan intonasi. Bahkan dikatakan di usia 5 bulan, bayi sudah mulai mempelajari ekspresi. Maka ketika kita mengucapkan pujian, harus sungguh-sungguh, bukan asal memuji yang tidak didukung ekspresi dan intonasi.

Nada datar saat bilang “bagus”, jelas tidak meyakinkan sebagai sebuah pujian.

Apalagi memuji sambil mata menatap layar gawai, dan hanya melihat sekilas pada anak, anak akan tahu bahwa pujian kita semu.

Nada bersemangat, senyuman lebar, acungan jempol, pelukan hangat, adalah tampilan lengkap yang membuat anak yakin bahwa dia benar dihargai.

Apa gunanya memberi apresiasi dengan memuji anak?

1. Anak jadi tahu perilaku mana yang diharapkan

Jangan  sebut perilaku positif yang abstrak dan berharap anak paham. Kata-kata seperti mandiri, bertanggung jawab, komunikatif, adalah kata-kata yang tidak mampu dipahami maknanya oleh anak.

Lantas bagaimana kalau mau mengajarkan perilaku ini? Lewat contoh tindakan nyata, orang tua yang mencontohkan, dan ketika anak meniru, berikan pujian.

Contoh sederhana, ketika anak membawa sendiri piring bekas makannya ke tempat cuci piring, atau ketika anak meletakkan pakaian kotor ke keranjang cucian, segeralah beri pujian, “Hebat ya adek, menaruh sendiri pakaian kotor ke keranjang, kamar jadi rapi dan bersih”

2. Anak terdorong mengulangi lagi perilaku baik

Semua orang menyukai pujian. Apalagi anak. Pujian menimbulkan rasa bahagia.

Di dalam otak manusia, di bagian limbik yang disebut juga sebagai reptilian brain, ada amigdala, yang berperan penting mengatur perilaku dan emosi. Termasuk berperan dalam hal konsolidasi memori atas hal yang membuat bahagia. Dalam bahasa sederhana, hal yang bikin bahagia diingat.

Pujian yang membuat bahagia ini dicatat, dan diupayakan untuk hadir Kembali. Inilah yang mendorong anak mengulangi perilaku yang membuatnya mendapatkan pujian tadi.

3. Anak Jadi Percaya diri

Pujian yang disampaikan dengan cara yang tepat, dengan menunjukkan apresiasi atas usaha anak, memunculkan rasa percaya diri pada anak. Walau mungkin belum mencapai hasil yang luar biasa, anak sadar bahwa dia sedang berproses dan prosesnya itu dihargai.

Rasa percaya diri akan membuat anak berani mencoba. Baik itu mencoba mempelajari sesuatu yang baru, maupun masuk ke lingkungan yang baru.

Anak yang percaya diri ternyata juga mempunyai Kesehatan fisik dan mental yang baik, hal ini dikarenakan mereka jauh dari rasa cemas dan khawatir yang berlebihan.

Nah, bukankah mudah dan bermanfaat pujian itu, ayo mulailah memuji anak dengan cara yang tepat dari sekarang. Tidak ada yang salah dengan memuji selama dilakukan dengan tulus, dan cara yang benar, bukan mengumbar pujian palsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun