1. Pastikan bus yang dipilih dari perusahaan yang terjamin kualitas pelayanan dan perawatan busnya.
Akan lebih baik lagi jika sekolah membuat MOU/perjanjian kerjasama selama jangka waktu tertentu dengan perusahaan bus tersebut. Sehingga kita dihitung sebagai pelanggan tetap mereka dan mendapat prioritas.
2. Pastikan kondisi supir bus dalam keadaan prima.Â
Upayakan ada yang memperhatikan pak supir selama perjalanan. Supir yang mengantuk tampak jelas dari cara mengendarai yang sesekali bergeser jalur, juga biasanya tidak bisa menjaga jarak dengan kendaraan lain. Tanda lain yang jelas, biasanya menguap berulang kali dan sering mengucek mata.
Sejak pengalaman mendapat supir yang mengantuk, kami selalu menekankan kepada pihak pengelola bus, bahwa kami minta supir yang prima, bukan yang habis bertugas.
3. Berani menegur supir yang ugal-ugalan.
Jika menangkap gejala cara mengendarai yang tidak wajar, ajak pak supir berbincang ringan, bila perlu tegur dengan kalimat yang baik. Sampai masih tidak merespon, bisa coba langkah yang saya lakukan. Minta turun di jalan. Lebih aman menunggu kendaraan lain di jalan dari pada membiarkan bus dikendarai supir yang ugal-ugalan.
Saat orang tua mengizinkan anak-anaknya pergi berwisata bersama pihak sekolah, mereka memberikan sekolah kepercayaan yang sangat besar. Â Sebenarnya di saat anak-anak gembira dan tidak sabar menunggu hari berwisata, orang tua menyimpan kekhawatiran melepas anak pergi tanpa kehadiran mereka.Â
Dengan memperhatikan poin di atas, semoga acara wisata dapat berjalan lancar dan berakhir gembira.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H