Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Acara Wisata Sekolah Seharusnya Berakhir Bahagia

27 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 29 Juni 2022   09:20 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: iStockphoto via Canva.com

1. Pastikan bus yang dipilih dari perusahaan yang terjamin kualitas pelayanan dan perawatan busnya.

Akan lebih baik lagi jika sekolah membuat MOU/perjanjian kerjasama selama jangka waktu tertentu dengan perusahaan bus tersebut. Sehingga kita dihitung sebagai pelanggan tetap mereka dan mendapat prioritas.

2. Pastikan kondisi supir bus dalam keadaan prima. 

Upayakan ada yang memperhatikan pak supir selama perjalanan. Supir yang mengantuk tampak jelas dari cara mengendarai yang sesekali bergeser jalur, juga biasanya tidak bisa menjaga jarak dengan kendaraan lain. Tanda lain yang jelas, biasanya menguap berulang kali dan sering mengucek mata.

Sejak pengalaman mendapat supir yang mengantuk, kami selalu menekankan kepada pihak pengelola bus, bahwa kami minta supir yang prima, bukan yang habis bertugas.

3. Berani menegur supir yang ugal-ugalan.

Jika menangkap gejala cara mengendarai yang tidak wajar, ajak pak supir berbincang ringan, bila perlu tegur dengan kalimat yang baik. Sampai masih tidak merespon, bisa coba langkah yang saya lakukan. Minta turun di jalan. Lebih aman menunggu kendaraan lain di jalan dari pada membiarkan bus dikendarai supir yang ugal-ugalan.

Saat orang tua mengizinkan anak-anaknya pergi berwisata bersama pihak sekolah, mereka memberikan sekolah kepercayaan yang sangat besar.  Sebenarnya di saat anak-anak gembira dan tidak sabar menunggu hari berwisata, orang tua menyimpan kekhawatiran melepas anak pergi tanpa kehadiran mereka. 

Dengan memperhatikan poin di atas, semoga acara wisata dapat berjalan lancar dan berakhir gembira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun