Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Mata Bundar

10 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 10 Juni 2022   05:41 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika, pinggir jalan Pecinan

“Cik.., duit Cik”
“ Ko.., duit Ko..”
“Tan, bagi Tan..”

Pongah  berlalu, menoleh pun tidak,

Biarlah
Mata bundarmu kembali mencari-cari

Suara lebih memelas,
Peluh berambai-ambai,
Sedikit colekan

“ Cik. ., bagi Cik”
“ Ko.., buat makan Ko..”
“ Tan, jajan Tan..”

 Mata bundarmu memikat

Berganti peran, kucolek lengan legammu

"Dek, ikut Dek"
"Kemana" tanya matamu
"Jajan"
Makin bundar matamu

Satu cone ice cream
Kau gengam erat
Takjub

Mata bundarmu menari-nari
Terlalu cantik kah ice cream itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun