Hari Minggu yang tenang, saya sedang menyetir kendaraan dengan santai di depan jalan Mangga Besar, tidak ada kemacetan, lalu lintas lancar. Tiba-tiba "brukkkk!!!", tabrakan keras menghentak mobil saya dari belakang.
Setelah meminggirkan mobil, saya periksa keadaan ibu dan anak yang  duduk di bangku belakang. Anak saya cukup terhentak, syukurnya mereka baik-baik saja hanya terkejut. Mobil yang menabrak juga ikut menepi. Pengemudinya seorang gadis yang menatap agak takut-takut, dan langsung minta maaf. Dia sadar berada di pihak yang salah. Anak ini langsung berkata dengan memelas "Maaf Tante, tapi aku tidak bawa duit, Tante catat saja no WA aku, nanti aku ganti."
Dari penampilannya, cukup berada karena menggunakan perhiasan lengkap dari kalung, cincin, gelang. Â Tidak tega dengan wajah memelasnya, saya tidak mendesak lebih jauh untuk ganti rugi. Saya catat no WAnya, dan minta kartu identitasnya, dia menyodorkan SIM. Saya photo SIMnya dan mengembalikan SIM itu.
Setelah itu saya menghubungi bengkel langganan sekolah tempat saya mengajar, di hari Senin, orang bengkel datang dan membuat perkiraan biaya maksimal dua juta rupiah. Akan dipastikan lagi setelah mobil dicek dengan teliti di bengkel.Â
Sesuai janji, saya infokan ke anak tersebut biayanya dua juta rupiah sesuai estimasi bengkel. Saya pikir anak ini pasti cukup cemas menunggu kabar berapa biaya ganti ruginya. Setelah sekian waktu anak ini membalas WA saya, bertanya apakah boleh dicicil. Katanya uangnya tidak ada kalau sekaligus dua juta. Saya iyakan. Lalu kemudian saya info nomor rekening saya ke dia.Â
Tidak ditransfer juga. Sementara mobil sudah saya masukkan ke bengkel (maklum, mobil satu-satunya, akan dipakai untuk acara keluarga minggu depan, jadi harus segera dibereskan)
Lalu datang  WA darinya bilang hanya ada uang 500 ribu. Dari estimasi biaya servis dua juta, ditawar 500 ribu, tentunya saya keberatan. Lantas dia bilang, "Tante hubungi mama saya saja", dan memberikan nomor telepon ibunya.
Saat melihat foto yang tertera di foto profil WA mamanya, hati saya sudah merasa tidak enak. Fotonya bukan foto diri ataupun keluarga, tapi foto logo bertuliskan SESPIMTI POLRI. Cukup aneh kan ibu-ibu foto profilnya begitu.Â
Lalu saya hubungi mamanya, menceritakan kronologi kejadian. Mama anak ini bilang bahwa biaya dua juta rupiah  terlalu mahal. Dia ada bengkel langganan tempat dia memasukkan mobil untuk jual beli, yang bisa kerjakan perbaikan  dengan harga 600-700 ribu. Jadi dia menawarkan untuk membawa mobil saya  ke bengkel tersebut atau dia ganti uang senilai 700 ribu.
Estimasi biaya servis dua juta rupiah dari bengkel langganan sekolah kami,  dan bengkel langganan mereka berani dengan 600-700 ribu rupiah saja, beda harga yang cukup fantastis. Tapi akhirnya saya jadi khawatir. Kualitas seperti apa ini nanti hasil kerja bengkelnya? Sementara itu bengkel langganan sudah selesai dengan pemeriksaan, dan menyampaikan bahwa biayanya  satu setengah juta. Tetap beda jauh  dengan angka 600-700 ribu.