Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebentar Lagi Bulan Juni, Ayo Berlibur Dipandu Google Maps

20 Mei 2022   10:30 Diperbarui: 20 Mei 2022   12:45 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Stock.adobe.com

"Maaa  bosannn !!!! , Kapan kita jalan-jalan ???? " 

Ya, keinginan berlibur sudah tidak bisa ditahan lagi. Bisa dibilang sejak pandemi sampai hari ini sangat jarang kami  pergi berlibur. Bahkan pada tahun pertama pandemi, nyaris tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak.

Awalnya si Bungsu diam, karena paham keadaan yang genting, setiap hari muncul berita jumlah orang yang positif Covid, bahkan keadaan tambah mencekam Ketika televisi dipenuhi berita pemakaman umum kewalahan melayani antrian jenazah yang mau dimakamkan.

Tapi setelah lewat satu tahun, dia mulai mengeluh bosan di rumah, pingin jalan-jalan. Saat pertamakali diajak ke mal  girangnya luar biasa, walau hanya 1 jam sudah diajak pulang.

Apa Itu Libur?

Libur, dalam KBBI diartikan bebas dari  bekerja atau masuk sekolah. Namun yang "dituntut" dari kata “Libur” itu sendiri adalah "Berlibur", keluar dari rutinitas, melakukan hal yang menyenangkan, jalan-jalan, mengunjungi lokasi wisata.

Harus diakui selama pandemi waktu luang lebih banyak dibandingkan  kondisi normal. Setidaknya kita tidak membuang waktu di jalanan yang padat dengan sistem WFH dan anak anak belajar daring. Tapi ternyata kejenuhan tetap datang.

Makin lama keinginan untuk keluar rumah, baik sekadar jalan di mal atau mengunjungi tempat rekreasi makin terasa.

Sebentar lagi bulan Juni, libur panjang sekolah akan segera riba.  Perlukah mengajak anak-anak berlibur? Apa manfaat berlibur bagi anak?

Perlu, karena ternyata  berlibur membawa manfaat positif bagi anak.

1. Menstimulasi Perkembangan “Seeking System” Anak.

American Psychological Association Dictionary of Psychology menerangkan bahwa pada otak manusia, ada satu bagian yang disebut seeking system, yang terhubung dengan sistem mesolimbic dan mesokortikal.  Seeking System  berguna dalam  mengatur perilaku yang berpusat pada tujuan.

Sejak anak bayi sekalipun, mereka sudah paham bahwa suatu perilaku dapat membawanya kepada apa yang diinginkan. 

Contoh sederhana, bayi menangis ketika lapar atau saat popoknya basah. Saat bayi menangis, ibunya akan datang menyapih dan mengganti popoknya.  Ia tahu ibunya akan datang jika ia menangis. Maka setiap kejadian yang sama terulang, ia akan kembali menangis dengan tujuan memanggil ibunya

Pada manusia dewasa, dikatakan seeking system sebagai motivasi yang mendorongnya untuk berusaha dalam memenuhi kebutuhan.

Merencanakan tempat liburan dan kegiatan yang akan dilakukan saat berlibur, merupakan kegiatan yang menstimulasi seeking system pada anak.

2. Kesempatan Membantu Anak Menemukan Minatnya

Beberapa anak tidak tahu apa yang dia sukai, ataupun bidang apa yang sesuai untuknya dan berakhir pada kebingungan menentukan jurusan yang mau diambil setamat SMA.

Sesungguhnya saat liburan adalah saat tepat membantu anak mencari tahu minatnya, passionnya, menemukan bidang yang dia sukai. Ajak anak bermain ke museum transportasi,  museum iptek, dan sebagainya, lihat apakah dia tertarik. 

Atau mungkin mengikuti workshop singkat bersama pelukis malah lebih dia sukai. Mungkin juga perkebunan dan agrowisatalah destinasi favoritnya.

Setelah tahu apa yang menjadi minatnya, tugas kita selanjutnya hanya tinggal memfasilitasi dan mengarahkan.

Bukti nyata keberhasilan orang tua membantu anak menemukan minat dapat dibaca pada artikel saya https://www.kompasiana.com/prajname/625fb61f3794d15e3d6bc543/menyiapkan-pewaris, Pak Sukanto Tanoto, berhasil menyiapkan  anaknya sebagai penerus perusahaannya berkat kegiatan berlibur di perkebunan milik perusahaan mereka.

3. Menghilangkan Kejenuhan dan Meningkatkan Dopamine

Saat berlibur tentunya anak menemui lingkungan baru, atau sangat jarang dikunjungi. Segala sesuatu yang baru menimbulkan rasa tertarik, hal ini mendorong mereka melakukan eksplorasi dan belajar dari lingkungan. 

Aktivitas yang dilakukan, lepas dari rutinitas,  memberi rasa gembira dan menghilangkan rasa jenuh.

Melakukan aktivitas yang menambah data sensorik, mengalahkan rasa takut dengan melakukan kegiatan yang mungkin menantang adrenalin dan puas saat tahu kita berhasil melakukan sesuatu adalah hal positif dari berlibur.

Aktivitas saat  liburan juga meningkatkan kadar dopamine pada anak, rileks, dan perasaan bahagia memberi dampak positif bukan hanya pada emosi/mood anak, namun bahkan juga berpengaruh positif pada fokus dan daya ingat anak.

Dikatakan bahwa dopamin memiliki fungsi penting bagi otak, seperti mempengaruhi daya ingat dan kemampuan belajar.

Jadi, Liburan Ke Mana?

Pertanyaan bagus, masalahnya sebagian orang masih bertanya-tanya, benarkah pandemi sudah berlalu, amankah untuk berpergian bahkan menginap di luar kota?

Tidak usah bingung, kalau masih khawatir dengan keadaan, tidak usah mengambil resiko menetapkan destinasi berlibur yang jauh yang mengandung resiko kalau kita harus mebatalkan perjalanan. Cukup cari yang dekat saja sebagai destinasi berlibur. 

1.  Manfaatkan Teknologi, Cari Tahu Dari" Om Google"

Apa saja destinasi wisata yang terdekat, yang bisa dijangkau hanya menggunakan kendaraan pribadi. Anda mungkin akan  terkejut bahwa ada begitu banyak tempat menarik. Buka google maps, sesuai lokasi tempat tinggal dan ketik Things To Do, akan muncul berderet-deret lokasi wisata menarik.

Kita bahkan bisa mendapatkan beberapa gambar terkait tempat tersebut, termasuk jam buka, arah kalau mau kesana/directions,   bahkan kita bisa membuka web tempat tersebut jika dia menyediakan web.

Sumber: Google.com/Map Aneka Destinasi Wisata
Sumber: Google.com/Map Aneka Destinasi Wisata
Sumber: Goole.com/Map, Directions dan Website TMII
Sumber: Goole.com/Map, Directions dan Website TMII

Lengkap bukan informasi yang bisa didapatkan dari Google Map? Jika kurang puas, bisa mengulik lebih jauh lewat sosial media seperti youtube dan lain lain yang memuat info tentang tempat tersebut. 

2. Tentukan Tempat Mana Yang Mau Dikunjungi. 

Setelah mendapatkan gambaran yang jelas, ajak anak bersama-sama membuat list tempat mana yang mau dikunjungi dan mengatur jadwal. Mungkin di satu hari yang sama kita dapat berkunjung ke dua tempat yang berdekatan.  Dengan catatan keduanya tidak terlalu mahal biaya tiket masuknya. 

Jika kita rajin mencari, sesungguhnya di sekitar kita cukup banyak lokasi menarik yang bisa dikunjungi tanpa perlu mengeluarkan biaya besar, alias tanpa tiket masuk.

Nah, tidak sulit bukan mengisi liburan dengan kegiatan yang menarik tapi aman di kantong? Selamat mempersiapkan rencana berlibur. Ingat tetap menjaga prokes selama berlibur.

https://www.itmakessense.com.au/the-seeking-system/

American Psychological association Dictionary of Psychology

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun