Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembelaan Terhadap Sangkuni

27 April 2022   17:37 Diperbarui: 28 April 2022   09:11 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pintrest/starplus

Sangkuni Si Licik, Si Jahat, Si Penghasut... 

Saat sebuah  stasiun TV swasta  memutar serial Mahabharata, banyak emak-emak makan malam lebih awal dan mencuci piring lebih cepat, supaya tidak ketinggalan memandang wajah rupawan para Pandawa.  

Begitu cintanya emak-emak terhadap Pandawa, dan begitu bencinya terhadap Kurawa, terlebih Sangkuni si penghasut.

Sangkuni, paman Kurawa dari garis Ibu yang hobi utamanya menghasut Kurawa agar membenci Pandawa. Sangkuni yang penuh akal busuk untuk mencelakai Pandawa. Sangkuni yang sangat kejam dan jahat. Begitu Sangkuni muncul di layar kaca, bibir emak maju minimal 3 cm monyong mencibir.

Kejahatan Sangkuni ternyata bukan hanya dikenal di kalangan para emak, terbukti ada artikel di kompasiana  berjudul  "Ketika ada Sangkuni di Kantor", "Sangkuni atau Brutus-kah di Lingkar Kepresidenan Jokowi", dan masih banyak lagi tulisan yang membahasakan Sangkuni untuk orang yang suka menghasut. 

Pokoknya, setiap mendengar kata Sangkuni auto jijik.  Namun semalam, di saat sedang makan malam, tiba-tiba si bungsu bilang begini "Mama, kasian sekali ternyata si Sangkuni itu". 

Biji melinjo hampir lompat ke tenggorokan, terlalu asamkah sayur asamnya sampe si bungsu mengigau di jam makan malam?

Rupanya dia cukup peka membaca tanda-tanda alam, buru-buru dia garis bawahi "Aku tidak bilang apa yang dia buat terhadap Pandawa benar lho ya, itu tetap salah. Tapi Mama mesti tahu kenapa dia sampai begitu."

Syahdan ada seorang putri  dari kerajaan Gandhara bernama Gandhari yang diramal  oleh seorang resi. Dikatakan oleh sang resi, Gandhari kelak akan menikah dan menjadi janda karena suami pertamanya akan mati.  

Untuk mengatasi  ramalan tersebut, Raja Gandhara  menikahkan Gandhari dengan seekor kambing, lalu sehabis acara pernikahan, kambing tersebut disembelih. Keluarga kerajaan berharap dengan demikian lewat sudah bencana kematian suami pertama Gandhari.

Lalu suatu hari Gandhari dilamar oleh Drestarasta, putra mahkota dari kerajaan Hastinapura. Tentu lamaran ini diterima. Namun ternyata putra mahkota buta, meski terkejut dan mungkin juga kecewa, Gandhari menerima nasib, bahkan sebagai bukti kesetiaan Ia jalani hidup sebagai permaisuri dengan menutup matanya menggunakan kain. 

Ternyata kisah lama tentang pernikahan Gandhari didengar oleh pihak kerajaan Hastinapura, mereka merasa terhina bahwa  Gandhari adalah janda dari seekor kambing. 

Sebagai hukuman, semua laki-laki dari kerajaan Gandhara ditangkap dan dipenjara oleh Hastinapura. Termasuk Raja Gandhara beserta seratus orang putranya, termasuk Sangkuni, putra bungsu raja Gandhara. 

Ketika itu, ada aturan yang melarang kerajaan untuk membunuh tawanan. Supaya Raja Gandhara dan semua putranya mati, maka dipakailah cara keji. Mereka hanya diberikan sebutir nasi setiap harinya. 

Raja Gandhara memutuskan untuk menyisihkan semua nasi dan memberikannya kepada Sangkuni. putra bungsu.  Alhasil, Sangkuni mampu bertahan hidup, namun Sangkuni mesti menahan kepedihan melihat saudaranya satu persatu mati. 

Raja Gandhara berpesan agar Sangkuni membalaskan dendam mereka, Ia bahkan mematahkan kaki Sangkuni, agar setiap kali Sangkuni berjalan, akan merasakan sakit dan teringat kepada penderitaan yang Sangkuni dan keluarganya alami. 

Akhirnya tinggallah Sangkuni satu-satunya di penjara, Sangkuni memohon agar dibebaskan dan berjanji sumpah setia kepada kerajaan Hastinapura. Permohonan Sangkuni dikabulkan. 

Dimulailah babak baru kehidupannya sebagai anggota kerajaan Hastinapura, paman dari anak-anak Gandhari, para Kurawa. Namun kehidupan istana yang menyenangkan tidak mampu memupus dendam dari hatinya. Itulah yang membuat Sangkuni  menjadi kejam, licik dan jahat. 

Ahh... ternyata. Begitu pahit hidup Sangkuni. Pantas hatinya menjadi keras dan beracun.

Pantas si bungsu tiba-tiba bilang kasihan kepada Sangkuni.

Apakah benar dendam bisa mengubah karakter orang menjadi licik dan jahat?

Dendam, sebuah kemarahan yang disimpan dan menunggu waktu yang tepat untuk dikeluarkan dalam bentuk pembalasan.

Sebelum berubah menjadi seperti Sangkuni, renungkan dulu hal di bawah ini jika masih mempunyai dendam di hati.

1. Buah Perbuatan Akan Sesuai Dengan Yang Ditanam

Apapun yang dilakukan orang terhadap kita, akan dia terima sendiri buah perbuatannya. Baik, maka baiklah yang akan dituai. Buruk, maka buruk pula yang akan diterima sebagai akibatnya. 

Alam sudah menunjukkan kepada kita, jika menanam biji melon, yang tumbuh pasti pohon yang akan menghasilkan buah melon, tidak mungkin tetiba berubah menjadi buah semangka. 

Jadi tidak perlu bersusah payah menguras tenaga dan pikiran untuk melakukan pembalasan.

2. Perubahan Akibat Tempaan, Kita Yang Tentukan

Tempaan yang kita terima, pasti mengubah kita. Pertanyaannya perubahan seperti apa yang akan terjadi?

Saat telur direbus di dalam air mendidih, isinya yang halus dan cair berubah menjadi kaku dan keras jika terlalu lama direbus.

Saat wortel direbus di dalam air mendidih, wortel  berubah menjadi lembek  bahkan bisa menjadi bubur jika terlalu lama direbus.

Saat biji kopi direbus di dalam air mendidih, bijinya  tidak berubah bentuk, malah keluar harumnya kopi.

Kita bisa memilih dan menentukan, tempaan dan sikap buruk yang kita terima, akankah mengubah kita menjadi keras dan kaku, atau lembek dan hancur, atau malah membuat kita menjadi harum dan penuh manfaat dan kebaikan? 

3. Aku masih Hidup, dan Akan Berhati-hati. 

Apapun yang dilakukan orang terhadap  kita, kita masih hidup sampai hari ini. Berterimakasih kepada orang yang menyakiti kita, karena dia memberikan kita pelajaran berharga. 

Kelak jika ada hal serupa, kita sudah tahu dan siap menghadapinya. 

Catatan:

Ada banyak versi kisah Mahabharata, cerita di atas hanya salah satu dari versi yang ada. 

Sumber: 

https://www.youtube.com/watch?v=87d0fRV1qyMAMPUKAH KITA BERPIHAK PADA SANGKUNI?

https://bogorentrance.wordpress.com/2014/07/31/sangkuni-si-lidah-tajam-dari-gandhara/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun