Ingin mencoba adalah baik, keinginan membuat seorang anak bersemangat dan jadi mampu mempelajari banyak hal. Namun tentunya mencoba hal-hal yang dia lihat dalam konten pronografi adalah hal yang terlalu dini dan dapat menimbulkan banyak masalah pada anak.  Bahkan ada berita seorang anak terkena penyakit kelamin tertular dari PSK/pekerja seks komersial  yang dia sewa dari uang hasil menjual ponsel curian.  (https://regional.kompas.com/read/2021/10/01/063600678/terkena-penyakit-kelamin-ini-cerita-remaja-16-tahun-curi-2-ponsel-dan?page=all)
Jika sudah terlanjur kecanduan konten pornografi, apa yang harus dilakukan?
Cukup banyak saran  dari para ahli yang bisa kita baca sebagai cara untuk membantu anak berhenti dari kecanduannya,  namun saya akan menyoroti dari sisi komunikasi. Mengajak anak menangkap pesan yang ingin kita sampaikan dan menjalankan pesan atas kesadarannya sendiri.
1. Bersikap tenang
Sangatlah wajar anak melakukan kekeliruan. Sikap orang tua  yang tenang dan  memandang kekeliruan  sebagai kewajaran membuat anak tidak merasa terancam, tidak malu  dan bersedia membuka telinganya lebih jauh lagi.
Ajak anak untuk paham bahaya dari kecanduan konten pronografi. Tunjukkan berita-berita penunjang sehingga anak paham bahwa bahaya yang  disampaikan adalah nyata, bukan hanya sekedar menakut-nakuti. Â
2. Tunjukkan rasa cintaÂ
Cinta dan kasih sayang dari orang tua membuat anak mampu mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya.  Melepaskan diri dari kecanduan bukan hal mudah, namun anak pasti bisa melakukannya dengan pendampingan dari orang tua. Ketebukaan anak adalah  salah satu kunci, termasuk keterbukaannya menceritakan awal keterlibatannya pada pornografi. Jika anak yakin bahwa orang tua mencintainya dan tidak ingin hal buruk terjadi padanya, anak akan mau bekerjasama dan tidak memandang orang tua seperti polisi yang menjaganya.
3. Bersama sama menentukan langkah
Setelah kita tahu sebab pemicu kecanduan konten pornografi, orang tua dan anak dapat menentukan langkah apa yang akan  dijalani bersama  untuk menghindari terulangnya kembali.  Misal  menyepakati posisi layar komputer sehingga saat anak mengakses internet semua anggota keluarga bisa melihat. Dengan demikian menjadi pencegah saat dorongan kecanduannya muncul.
Jika perlu orang tua mengajak anak melakukan berbagai aktivitas seperti  olah raga bersama sehingga  energinya tersalurkan ke hal positif.