Contoh B: Ingin mengajak anak berhati-hati dalam membuang sampah yang berbahaya.
1. Tahap Moral Knowing: Anak dijelaskan bahwa sampah tertentu seperti botol kaca, patahan pisau, isi cutter, harus dibuang dengan cara berhati hati, misal dengan cara  dibungkus dengan kertas bekas, karena dapat melukai tangan petugas kebersihan saat mereka mengangkat sampah ataupun pemulung yang kebanyakan hanya menggunakan sandal jepit tipis, atau bahkan tanpa alas kaki.
2. Moral Feeling: Pada tahap ini kita ingin anak mampu merasakan apa yang tadi kita jelaskan, dapat dilakukan dengan menunjukkan gambar kondisi tangan atau kaki yang terluka oleh sayatan benda tajam.
 Lebih jauh lagi sekolah dapat mengundang petugas kebersihan ataupun pemulung dan mengajak mereka berdialog dengan anak-anak di sekolah. Sehingga mereka dapat mendengar sendiri apa suka duka petugas kebersihan dan kecelakaan kerja yang mereka alami.Â
Bagaimana mereka tetap harus bekerja walau tangan terluka, bahkan terkadang dapat timbul infeksi pada lukanya karena mereka terpapar kuman/bakteri dari sampah-sampah yang harus mereka angkat.
3. Moral Action: Setelah anak merasakan empati atas apa yang dialami para petugas kebersihan terkait benda tajam yang dibuang secara sembarangan, diharapkan mereka akan membuang benda tajam dengan cara berhati-hati, misal dibungkus kertas bekas guna menghindari orang lain celaka karenanya. Dengan ataupun tanpa ada yang melihat, mereka akan memperlakukan benda yang berbahaya secara berhati-hati.
Contoh C: Ingin mengajarkan anak untuk jujur, Â tidak mengambil yang bukan menjadi milik/haknya.
1. Tahap Moral Knowing: Anak dijelaskan bahwa mengambil hak orang lain sekecil apapun adalah buruk. Ketidak jujuran dapat membawa akibat yang buruk baik bagi pelaku maupun bagi korbannya. Pelaku cepat atau lambat harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya, sedangkan orang atau masyarakat yang menjadi korban, bisa kehilangan kesempatan untuk hidup lebih baik karena perbuatan orang yang tidak jujur bahkan bisa kehilangan nyawa.
2. Moral Feeling: Pada tahap ini kita ajak anak melihat berita nyata yang ada di media, seperti berita anak-anak sekolah yang harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai karena  jembatan rusak, sementara dana perbaikan jembatan entah ada di mana sehingga jembatan yang sudah rusak bertahun-tahun tidak kunjung dibenahi.Â
Pada tahap ini anak-anak perlu dimunculkan kesadarannya bahwa ternyata ketidak-jujuran bahkan dapat menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.