Pertama, wawas terhadap penggunaan listrik. Hal ini dapat dimulai dari memilih produk yang hemat listrik.Â
Apabila memang keadaan tidak memungkinkan untuk memilih, maka dapat mematikan alat elektronik apabila sudah tidak digunakan. Adanya token listrik juga dapat membantu pengguna untuk memantau pemakaian listrik dari hari ke hari hingga akumulasi per bulan.
Kedua, wawas terhadap penggunaan pakaian, sepatu, dan tas agar lebih awet. Di tengah tren fast fashion atau produk gaya hidup dengan harga yang relatif murah dan terus berganti model mengakibatkan penumpukan limbah akibat naiknya konsumsi produk.Â
Untuk dapat memperpanjang umur produk, kita dapat memilih untuk menangani pakaian tertentu secara khusus, tidak sembarangan dicuci menggunakan mesin cuci.Â
Kita juga dapat memperbaiki dan memanfaatkan kembali pakaian dengan menjahit bagian yang bolong, dipakai sebagai baju santai, hingga diberi kepada orang yang masih bisa memanfaatkan baju tersebut.
Ketiga, menyimpan kantong kresek atau spunbond bekas belanja dengan rapih sehingga dapat digunakan kembali untuk belanja yang dapat digunakan berkali-kali hingga waktunya untuk didaur ulang.Â
Penggunaan plastik secara optimal hingga didaur ulang secara tepat dapat mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir. Â
Keempat, makan secara berkesadaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial sering kali memviralkan tempat makan dan minum yang menawarkan suasana, rasa, dan porsi yang "lebih".Â
Ada baiknya untuk membungkus dan menyimpan makanan yang tersisa dan dikonsumsi pada waktu makan berikutnya atau bisa dibagikan kepada orang lain sehingga tidak terbuang.Â
Setidaknya empat kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh siapapun dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja masih banyak hal-hal kecil lain yang bisa dilakukan dimulai dari diri sendiri.Â
Terkadang hidup yang penuh berkesadaran dan berkecukupan memberi makna yang lebih dalam pada kehidupan umat manusia.