Buntut kasus dan imbas dari penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang ditemukan di dalam pesawat Garuda berujung pada pencopotan jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat jumpa pers dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (5/12/2019).Â
Hal ini mendapat sambutan dan tanggapan masyarakat dengan antusias dan gempita, semua bisa terlihat dan terukur dari semarak dan bersemangatnya warganet atau pengguna jejaring internet dalam menyikapi hal itu.
Langkah dan aksi tindakan menteri Erick dengan jajarannya yang didukung penuh tim kementerian keuangan Sri Mulyani menuai aplaus, sambutan hangat, pujian dan penghargaan yang sangat tinggi dari mayoritas warga.
Memang selayaknya dan sewajibnya begitulah proses yang semestinya terjadi dalam menangani biang-biang korupsi dan koruptornya, penyapu dan pembersihan korupsi dan koruptor harus dimulai dengan kementerian dan menterinya sebagai tukang sapu dan motor penyapunya.
Semoga model dan pola semacam ini bisa menjadi pakem untuk lembaga-lembaga lain dan tempat lain di negeri ini.
Tukang sapu bersihnya top leader sehingga bersih-bersihnya menjangkau hingga ujung kolong-kolong bolong sudut meja sekalipun.
Dengan peristiwa ini, akan menjadi entry point untuk babat total sapu bersih segala hal yang tidak beres di negeri ini.
Semestinya juga diterapkan bukan hanya dalam hal bersih-bersih korupsi saja yang harus dibereskan total, ideologi-ideologi sumir yang menggerogoti ideologi negara Pancasila, NKRI & Bhineka Tunggal Ika juga perlu segera disapu bersih pula. Sebab keberadaannya bertahun-tahun menyumbang jadi benalu & telah merasuki ke lembaga-lembaga BUMN, departemen-departemen, bahkan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, atas, tinggi (universitas), guru, dosen, staf, dll.
Semoga pola aksi dan role model penanganan oleh menteri BUMN bisa paralel pada kementerian lain dan lembaga lain.
*
Dirut Garuda Indonesia sudah dicopot, what Next ?!
Tentu saja jabatan Dirut yang kosong menjadi sorotan seluruh lapisan negeri ini, mengapa ?!
Sebab Garuda Indonesia adalah salah satu infrastruktur perhubungan penting yang dimiliki oleh negara.
Nama dan kualitas nilai pelayanan dan kesiapan Garuda akan membawa penilaian terhadap Negara dan pemerintahannya.
Dan selama ini Garuda Indonesia senantiasa gonjang-ganjing keberadaan eksistensinya, jadi sangatlah penting dan krusial untuk pemerintah melakukan perombakan total dan menyeluruh. Tinggalkan semua masa lalu dengan kejelekan dan keburukannya, sambut perbaikan dan pembenahan yang lebih baik untuk masa depan.
Jika perlu harus dilakukan dengan aksi-aksi frontal karena yang biasa-biasa saja sudah terbukti bertahun-tahun menjadi benalu dan mafia kronis.
*
Jika Dirut sudah kosong, tentu akan diisi pejabat baru.
Lalu, siapa yang akan menjabat Dirut Garuda Indonesia ?
Inilah yang sekarang sedang hangat, ramai, seru dan dinati-nantikan oleh warganet & masyarakat.
Banyak nama disebut dan diusulkan oleh warganet.
Nama yang paling menonjol adalah nama  ibu Susy Pudjiastuti dan nama pak Jonan, kedua beliau adalah mantan menteri periode lalu yang sangat populer namanya karena sudah terbukti kiprahnya dalam Kabinet.
Keduanya sosok hebat dan cocok untuk menangani lembaga yang banyak bermasalah didalamnya & kinerjanya, track record beliau-beliau sudah tidak perlu ditanyakan & dibahas lagi.
Jika disuruh milih diantara keduanya buat Dirut Garuda, penulis lebih condong pilih ibu Susy Pudjiastuti.
Kenapa ?
Jawabnya, Gue demen style dan gaya eksekusi kepemimpinannya.
Itu saja seh, klo menurut gue... hehehe
Terakhir...Â
Lantas ndak turun derajat atuh dari jabatan menteri koq kemudian menjadi Dirut BUMN yang nota bene dibawah kementerian.
Justru itulah kenapa gue berharap ibu Susy bisa masuk ke Garuda.Â
Beliau sudah selesai dengan dirinya, seperti halnya dengan pak Erick dan pak Jokowi.
Beliau-beliau ini tipikal sosok pengabdian, so... segala hal tentang derajat pangkat level atau apapun bagi beliau-beliau sudah pasti kalah dengan mindset pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sebuah suri tauladan yang semestinya bisa menular bagi seluruh elemen bangsa, terutama yang didapuk menjadi pemimpin dan pejabat publik.
Waassalamu'alaikum
*
SaLam NggantheNg ALways
AAA^NhuzQ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H