Mohon tunggu...
Pradnya Paramitha
Pradnya Paramitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember yang sedang tertarik dengan dunia kepenulisan. Selain itu saya juga tertarik dalam musik, kuliner, dan kecantikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesengsaraan Buruh H&M Bukti Nyata Kekejaman Kapitalisme

7 Maret 2024   13:51 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selaras dengan teori Marxisme dimana orang-orang kapitalis dianggap menjadi penyebab kesenjangan kelas. Hal ini pun terjadi di masa modern. Kapitalisme berubah menjadi imperialisme seperti teori yang dikatakan oleh Lenin. Dimana saat ini banyak perusahaan multinasional yang membuka pabrik di negara berkembang. Salah satunya adalah sebuah brand pakaian kenamaan H&M. Brand asal Swedia ini mempopulerkan pakaian yang ramah kantong di pasarnya. Saat ini telah memiliki ratusan ribu toko dan ratusan pabrik di berbagai belahan dunia.

H&M menjadi salah satu bukti bagaimana Kapitalisme berhasil membawa perubahan dan kerusakan. Sudah banyak LSM Internasional yang menemukan kasus kekerasan seksual dan fisik pada buruh di pabrik H&M terutama cabang Asia. Pabrik H&M kebanyakan berada di negara-negara berkembang, kebutuhan pabrik akan buruh pun dengan mudah terpenuhi. Namun seakan menjadi implementasi nyata atas teori imperialisme, kesejahteraan buruh H&M masih jauh di bawah harapan.

Ditemukan banyaknya laporan kekerasan seksual dan fisik baik di dalam pabrik maupun di luar.  Adanya factor sistematis yang membuat terjadinya kekerasan tersebut ditegaskan oleh Global Labor Justice. Mereka mengungkap bahwa adanya factor yang menjadi penyebab diantaranya, kontrak jangka pendek, target produksi yang tinggi, jam kerja berlebih, upah minimum, dan tempat kerja yang tidak aman. Kasus-kasus tersebut banyak dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia, Bangladesh, Kamboja, India, dan Sri Lanka.

Sedangkan kesejahteraan buruh H&M di negara asal Swedia maupun di negara-negara maju lainnya seperti Eropa dan Amerika Serikat sungguh terjamin. Perusahaan H&M sangat patuh dengan aturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Terlebih lagi di negara asal mereka Swedia, memiliki aturan ketenagakerjaan yang luar biasa ketat.

Lalu mengapa hal ini hanya terjadi di negara-negara berkembang? Itu disebabkan oleh lemahnya aturan ketenagakerjaan di negara berkembang. Karena perusahaan multinasional seperti H&M dianggap menjadi pembawa lapangan pekerjaan yang besar bagi negara tersebut. Sistem politik juga berperan besar dalam sistem yang menyulitkan pekerja. Perusahaan multinasional dianggap Dewa bagi para politikus untuk mengamankan ekonomi sebuah negara berkembang tanpa memikirkan Nasib para buruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun