Mohon tunggu...
Pradnya Paramitha
Pradnya Paramitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember yang sedang tertarik dengan dunia kepenulisan. Selain itu saya juga tertarik dalam musik, kuliner, dan kecantikan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Semangat BRICS Lengserkan Dolar AS Lewat Mata Uang Baru

28 Februari 2024   18:34 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:39 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

BRICS merupakan singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan. Merupakan sebuah kelompok ekonomi yang didirikan oleh lima negara yang menjadi namanya. 

Kelompok ekonomi yang masih terhitung baru jika dilihat dari tahun pertama pendiriannya yakni pada tahun 2009. BRICS didirikan sebagai kelompok negara yang bekerja sama dalam bidang ekonomi dan perdagangan. 

Pada awalnya BRIC hanya beranggotakan Brazil, Russia, India, dan China. Selang 2 tahun semenjak didirikan, Afrika Selatan akhirnya bergabung. Sehingga berhasil membuat BRICS menjadi kelompok dengan potensi ekonomi yang besar. Populasi gabungan antar kelima negara mencapai 3,6 miliar penduduk dan gabungan PDB sebesar US$ 16 Triliun. Pasar global yang cukup besar juga menjadi pendukung BRICS untuk mendapatkan ekonomi yang kuat. 

Selama kependiriannya BRICS membuat banyak kesepakatan dan rencana-rencana global. Salah satu rencana yang digaungkan begitu kuat oleh BRICS adalah rencana untuk melengserkan dominasi dollar Amerika Serikat.  

Rencana tersebut digagas untuk memperkuat posisi mereka dalam perekonomian multilateral. Dollar Amerika Serikat telah menjadi standar nilai tukar selama seratus tahun terakhir. Keinginan menyaingi dollar telah digagas oleh banyak negara, tak terkecuali BRICS. 

Banyak pakar yang juga memprediksi bahwa dollar akan dapat dilengserkan dengan mudah dalam beberapa tahun kedepan. Sebelum menjerumus menuju mata uang apa yang akan direncakan oleh BRICS, mari kita membahas sejarah dollar Amerika dalam mendominasi standar nilai tukar. 

Seperti yang diketahui masyarakat Dunia, Dollar Amerika Serikat telah menjadi mata uang yang sah untuk setiap transaksi ekonomi internasional. Pencapaian besar ini tidak mungkin dilakukan tanpa sebab. Sudah banyak pertanyaan dari masyarakat mengapa bukan Pound Sterling Inggris yang menguasai ekonomi dunia? Jika melihat bagaimana Inggris telah berhasil menguasai sepertiga wilayah dunia. 

Sebelum melakukan pencetakan dollar untuk pertama kalinya, Amerika Serikat terlebih dahulu membentuk Federal Reserve atau The Fed. The Fed sendiri merupakan sebuah bank sentral yang didirikan melalui undang-undang Federal Reserve di tahun 1913. Setahun berikutnya, tepatnya di tahun 1914, Amerika Serikat mencetak dollar untuk pertama kalinya. 

Cetakan dollar ini bernilai 10 dollar dengan detail gambar wajah Presiden ke-tujuh Amerika Serikat, Andrew Jackson. Awal mula dollar Amerika Serikat mewarnai ekonomi internasional dimulai saat tiga dekade setelah cetakan pertama beredar, menurut Investopedia. 

Pembentukan undang0undang The Fed menjadi salah satu faktor yang melandasi penyebaran dollar di kancah internasional. Undang-undang tesebut dibuat untuk emnyikapi ketidakstabilan sistem mata uang lama yang mana berasal dari terbitan mata uang perbankan individual. pada saat itu pula Amerika menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi. 

Meskipun Inggris masih menjadi pusat perekonomian dunia dan transaksi perdagangan juga masih menggunakan pound sterling sebagai nilai tukar. Emas juga masih menjadi cadangan bagi banyak negara maju sebagai penjamin stabilitas perekonomian.

 Perang Dunia I terjadi, banyak negara mulai meninggalkan emas dan mulai menggunakan uang kertas sebagai alat transaksi perdagangan alat militer. Berbeda dengan kebanyakan negara maju, Inggris tetap mempertahankan egonya dengan tetap menggunakan emas sebagai standar. Akan tetapi, hal itu justru menjerumuskan Inggris untuk meminjam uang pertama kalinya setelah tiga tahun Perang Dunia I. 

Dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi, Amerika Serikat menjadi tujuan kredit negara maju lainnya. Sehingga Amerika Serikat sukses menjadi debitur obligasi yang berdemonisasi dollar. Inggris meninggalkan emas pada tahun 1931, mengakibatkan banyak pedagang dunia yang menggunakan pound sterling kerepotan. Sejak saat inilah, dollar berhasil menguasai pasar dunia sebagai standar patokan nilai tukar. Negara-negara di seluruh dunia mengganti simpanan cadangan mereka dari emas ke dollar AS. 

Saat ini, dollar Amerika Serikat berhasil menjadi mata uang paling populer. Hal ini dibuktikan dengan data dari Dana Moneter Internasional (IMF). 59% dana cadangan banyak negara dalah bentuk dollar Amerika Serikat, pun dengan pertumbuhan hutang internasional dengan nilai dollar Amerika yang tumbuh setiap tahunnya. 

Berdasarkan laporan dari berbagai kelompok perdagangan yang berhasil dikutip oleh Reuters, pada pertengahan 2023 utang global dalam bentuk dollar Amerika Serikat menembus angka US$ 10 Triliun. Meskipun begitu, dollar AS hanya mampu berada dalam posisi ke-10 mata uang terkuat di dunia. Predikat mata uang terkuat masih dipegang oleh dinar Kuwait. 

Dedolarisasi yang direncanakan oleh BRICS akan dieksekusi melalui pembuatan mata uang baru. Rencana ini didasari atas banyaknya seruan untuk beralih dari dominasi dollar Amerika Serikat. Ditambah dengan memburuknya situasi geopolitik global antara Barat, Tiongkok dan Rusia, menambah alasan dikuakkannya seruan tersebut. 

Pada Agustus 2023, negara-negara BRICS membuat langkah pertama untuk mewujudkan rencana dedolarisasi. Yakni dengan membeli banyak emas untuk mendukung mata uang baru mereka. 

Namun, keraguan diungkapkan oleh berbagai pakar ekonom, salah satunya Danny Bradlow. Bradlow merupakan seorang profesor di Universitas Pretoria, Bradlow meragukan banyak negara yang ingin kembali ke standar emas. Atau jika BRICS memilih untuk menggunakan standar kripto sebagai opsi, justru itu akan jauh lebih beresiko dari emas. 

Desas-desus mengenai rencana pelengseran dollar telah berkembang di seluruh penjuru dunia. Perhatian dunia seolah menanyi bagaiamana BRICS akan berhasil melengserkan dollar Amerika Serikat. Akan tetapi, Anil Sooklal, duta besar BRICS untuk Afrika Selatan mengkalrifikasi kebenaran dari rencana tersebut. Sooklal meluruskan tujuan dirancangnya mata uang BRICS bukan untuk melengserkan dollar. 

Melainkan untuk memberikan pilihan baru kepada dunia. BRICS bukanlah kelompok ekonomi yang anti Barat dan tidak ada kompetisi saat ini. Namun BRICS juga menentang keberlanjutan dominasi dollar dalam keuangan dunia. 

Saat ini pula, BRICS tidak hanya sedang merealisasikan mata uang baru. BRICS juga tengah melakukan pendekatan ke beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia. 

Pada tahun 2023, BRICS telah berhasil mengumpulkan enam anggota baru yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, Argentina, dan Etiopia. Hingga saat ini mata uang BRICS masih menjadi sebuah rencana yang sangat optimis dapat diwujudkan dan menjadi pilihan baru dunia selain dollar Amerika Serikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun