Mohon tunggu...
Pradnyan Paramita
Pradnyan Paramita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kala kata-kata tak cukup memenuhi gelas pagiku / maka kubagi untuk pastikan lega / hariku / dan harimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Ketika

22 Februari 2012   03:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1329880223866595727

Pada ketika Sendiri mengecap dedaunan dan fajar terbit Tiada terganggu angin meniup Hujan membasah dan pasir terasa lengket di sela jemari kakiku Aku terpesona Pada debu perak di hatinya Memikatku dalam kilau kemerlap di mataku Kubekukan hati untuk mencoba berlari Menutup mata dan telinga untuk suara-suara Lalu jatuh pada jaring laba-laba Haruskah ku kenang Penyesalan itu Jika memang harus aku jalani Karena pesona serupa cinta Saat aku kembali berjalan Merasakan pasir di sela jemari kakiku Pada ketika... *Malang, suatu masa di 2007 **posting di Kompasiana sekarang harus memuat minimal 70 kata. apakah untuk puisi harus diberlakukan aturan yang sama??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun