Mohon tunggu...
Pradnyan Paramita
Pradnyan Paramita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kala kata-kata tak cukup memenuhi gelas pagiku / maka kubagi untuk pastikan lega / hariku / dan harimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Silent

11 Februari 2012   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13289272881997014474

[1] Lewat boulevard berpohon tinggi Dan diantaranya kita berpandang sama Yang mana lebih manis? Yang mana akhirnya tersakiti? Yang berhak, tidak mendapatkan apa-apa [2] Lewat bibir-bibir mereka Aku membaca pikiranmu Pada cuaca lembab panas kemudian hujan Belum menjawab sakit menahun Menimbulkan pertanyaan kedua Kapan aku berhak mendapatkannya? [3] Lewat suluran ribuan kilometer Mari mengenang masa lalu Mari bicara masa depan Mari mengungkap luka-luka tersembunyi Dari jauh kubayangkan senyummu Dan melepas hak-ku untuk merebut hatimu [4] Lewat semilir wangi Aku tercekat Dan naifnya, di gelisah perasaan kita terperangkap Yang ini, yang itu, membuatku malas berpikir Maka silahkan mulai dari awal lagi Sebab yang berhak, saat ini, harus mengalah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun