[1] Lewat boulevard berpohon tinggi Dan diantaranya kita berpandang sama Yang mana lebih manis? Yang mana akhirnya tersakiti? Yang berhak, tidak mendapatkan apa-apa [2] Lewat bibir-bibir mereka Aku membaca pikiranmu Pada cuaca lembab panas kemudian hujan Belum menjawab sakit menahun Menimbulkan pertanyaan kedua Kapan aku berhak mendapatkannya? [3] Lewat suluran ribuan kilometer Mari mengenang masa lalu Mari bicara masa depan Mari mengungkap luka-luka tersembunyi Dari jauh kubayangkan senyummu Dan melepas hak-ku untuk merebut hatimu [4] Lewat semilir wangi Aku tercekat Dan naifnya, di gelisah perasaan kita terperangkap Yang ini, yang itu, membuatku malas berpikir Maka silahkan mulai dari awal lagi Sebab yang berhak, saat ini, harus mengalah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H