Beberapa hari ini banyak pertanyaan yang dilontarkan pada saya mengenai seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Mulai dari, "Mas Kamu dulu bisa lolos CPNS belajarnya apa?" ,"Bayar berapa?", "Mas, Jadi PNS itu Gajinya Berapa?" , "Kerjaan-nya Ngapain?" dll.
Mengapa banyak yang tanya? Ya, Minggu lalu Kementrian Pendayaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) merilis pembukaan CPNS 2017. Dari rilis KemenpanRB ada 60 Kementrian/Lembaga dan satu Pemprov Kalimantan Utara (Provinsi Termuda buah dari Otonomi Daerah). Dari sekian banyak K/L yang membuka lowongan CPNS tersebut jumlah kuota yang disediakan sebanyak 17.000an dari level Calon Diplomat sampai penjaga mercusuar. Sebenarnya ada yang janggal dalam hati kecil saya, Mengapa namanya Seleksi CPNS 2017? bukan Seleksi CASN 2017 (Calon Aparatur Sipil Negara)? Karena pada tahun 2017 Indonesia sudah punya UU ASN (Aparatur Sipil Negara). Well, It's Not Big Problem. Karena intinya sama, sama-sama pegawai yang bekerja untuk negara, Walaupun dalam UU ASN diatur lebih detail tentang definisinya.
Saya akan menceritakan singkat tentang Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil yang pernah saya laksanakan pada Tahun 2013, sama dengan tahun saya lulus S1. Kala itu saya mencoba mendaftar di 3 Instansi ( Pemprov Jatim, Kementrian Perhubungan, BPPT). Alhamdulillah dari ketiga Instansi tersebut saya lolos Administrasi (Asal syarat yang diminta setiap Instansi kita isi dan kirimkan ke alamat yang benar pasti lolos administrasi). Tapi hal sekecil apapun jangan disepelekan, semisal Warna MAP apa? Surat lamaran bermaterai ditulis dengan pena warna apa?. Oke, Pada bagian seleksi administrasi perhatikan betul syarat dari setiap instansinya.
Selanjutnya TKD menggunakan CAT , Walaupun saat itu Kementrian Perhubungan masih menggunakan Kertas LJK (Lembar Jawaban Komputer). Mungkin saat itu Infrastrukturnya belum sebagus saat ini. Oke lanjut apa itu TKD dan CAT? TKD adalah Tes Kemampuan dasar yang soal soalnya meliputi Karakteristik Pribadi, Intelegensi Umum dan Wawasan Kebangsaan. Nah Kalau CAT adalah (Computer Assisted Test) yang artinya Tes Kemampuan dasar dari tiga jenis soal dikerjakan menggunakan Komputer yang telah disediakan panitia. Seingat saya jumlah soalnya 100 dan dikerjakan dalam waktu 1,5jam.
 Sangat Transparan karena selesai kita mengerjakan nilai langsung kita ketahui. Bahkan panitia menyediakan layar lebar didepan ruang tes yang menunjukan nilai secara real time. darisitu kita tahu kita lolos passing grade nasional atau tidak. biasanya ketentuan passing grade ada dalam peraturan mentri RB. Begitu sedikit cerita tentang TKD dengan menggunakan CAT. Hasilnya Gimana? Karena saya punya target yang penting lolos passing grade nasional dulu.
 Saya punya strategi mengerjakan setiap soal dengan penuh perhitungan. artinya setiap komponen soal saya harus yakin diatas passing grade, sisanya tebak tebak saja kalau memang tidak tahu, karena tidak ada nilai minus. Dan akhirnya dari 3 Instansi saya ikut TKD semuanya Lolos Passing Grade Nasional. Namun, karena rangking saya di Pemprov Jatim dan Kementerian perhubungan kalah dari kompetitor saya tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya (Harus Legowo, kan memang target saya setidaknya lolos passing grade nasional bukan jadi yang terbaik dalam Tes tersebut).Â
Tapi, berbeda cerita dengan tes TKD di BPPT saya masuk 3 Besar dalam formasi "Perekayasa Pertama Inovasi Teknologi" yang itupun kuota yang diterima untuk jurusan tersebut cuma 1 Orang. Â Oke, saya membuka pengumuman nama saya ada dalam peserta yang maju ke tahap TKB (Tes Kemampuan Bidang)
Tes Kemampuan Bidang (TKB) di BPPT, Awalnya saya ragu untuk berangkat mengikuti test tersebut atau tidak? Bukan karena minder dengan kemampuan untuk tes bidang, tapi ragu karena Uang di ATM saya cuman 1jt-an itupun sisa Beasiswa Tugas Akhir dari Angkasapura, tes harus kembali ke jakarta sedangkan saya masih kos di Surabaya. Karena "The Power of Nekat" saya berangkat naik Pesawat murah Tiger Air(Sekarang sudah nggak ada) yg harganya PP cuman 600rb-an dan nginep numpang numpang di tempat senior. Berhasilah saya mengikuti tes kempuan bidang dan pusing harus mikir sisa uang itu harus cukup sampai akhir bulan, Terus ada tawaran jadi surveyor bantuin penelitiannya biar bisa hidup di Surabaya.
Bagaimana dengan Teknis TKB? ini yang diluar dugaan saya, ternyata testnya kembali menguji karakteristik pribadi pada hari pertama. pada hari kedua Job Test (menurut teman-teman senior tradisi masuk BPPT semuanya harus ikut Job Test). Setelah saya analisa Job Test ini adalah Interview akhir dengan pimpinan Unit Kerja (Direktur/Kepala Balai) dan didampingi staf senior BPPT yang mayoritas doktor doktor dalam bidangnya. Substansi Interview ini sangat detail, karena diawal persyaratan kita diminta berbagai macam dokumen dan DRH (daftar riwayat hidup), Sang Interviewer sudah paham latar belakang kita sebagai calon pegawai.Â
Dan disinilah saya menjadi diri saya sendiri, pertanyaan apapun akan bisa terjawab jika kita jujur dengan pengalaman yang kita lakukan :)). Termasuk saya kejakarta dengan modal nekat itu juga saya ceritakan kepada Interviewer. Substansi Teknis yang ditanyakan apa? di BPPT biasanya kita diminta mempresentasikan secara lisan karya ilmiah yang pernah dibikin apa? ini akan mudah dijawab ketika kita mengerjakan Tugas Akhir/Skripsi kita tentang apa itu akan terjawab dalam diskusi di Job test , bahkan ada pula peserta yang menunjukan protype karya yang sudah dibuat. Begitulah sedikit cerita saya mengenai Tes CPNS pada tahun 2013, dan Pada tanggal 1 Januari 2014 saya mendapat pengumuman akhir lolos sebagai CPNS BPPT.
Lain dulu lain sekarang, mungkin yang saya share diatas sebagian tidak berlaku untuk Seleksi CPNS 2017. Kerena aturan sekarang setiap NIK (Nomor Induk KTP) hanya bisa digunakan untuk satu Instansi dan Satu Formasi Jabatan. Satu lagi, setiap kementrian punya aturan sendiri tentang kualifikasi peserta Tes, Contoh Tahun ini BPPT hanya menerima pegawai dari 10 besar Universitas terbaik di Indonesia versi Ristekdikti serta lulusan luar negeri yang ijazahnya sudah diakui ristekdikti, Kementrian Luar negeri mensyaratkan Toefl atau sertifikat bahasa asing dengan nilai tertentu, Bappenas ada Tes TPA lagi dengan nilai tertentu.Â