Biasakanlah untuk membaca. Pendekatan yang terbaik untuk mempertajam pikiranmu adalah membaca. Biasakanlah membaca sebelum tidur. Bagi otak membaca itu ibarat olahraga bagi tubuh. Membaca itu dasar dari segalanya (Stephen Covey).
Bagi banyak orang, membaca adalah suatu tugas yang berat. Mungkin hal inilah yang menyebabkan minat baca orang Indonesia berada di urutan ke-60 dunia. Dilansir laman edukasi.kompas.com, Senin (29/8/2016), berdasarkan studi “Most Littered Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Tentang membaca, pernahkah kita membaca sampai ke bagian akhir sebuah halaman dan bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang baru kubaca tadi?” Seberapa sering kita kembali ke atas dan mengulangi apa yang sudah kita baca, kadang-kadang sampai tiga atau empat kali? Atau pernahkah kita terhenti pada satu kata karena pikiran sedang mengembara kemana-mana? Jika saya sendiri harus menjawab pertanyaan itu, maka jawabannya “tak hanya pernah, tapi sering”
Ingatkah ketika kita belajar membaca di sekolah dasar dahulu? Mula-mula kita mempelajari huruf-hurufnya, lalu mulai menghubungkan huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata. Kita membaca satu demi satu kata pada saat itu. Ketika menginjak kelas dua, kita sudah bisa memahami keseluruhan kalimat tanpa mengeja huruf-hurufnya. Namun, sebagian di antara kita tak pernah mengalami kemajuan lagi setelah tahap ini. Hal ini dikarenakan munculnya mitos-mitos yang kita sendiri meyakini mitos tersebut. Lalu apa saja mitos yang kita yakini dalam membaca?
- Membaca itu sulit
- Kita tidak boleh menggunakan jari ketika membaca
- Membaca harus dilakukan dengan mengeja kata per kata
- Kita harus membaca perlahan-lahan supaya dapat memahami isinya
Jika mitos tersebut selalu membayangi kita, mungkin inilah saatnya kita menyingkirkan mereka sekarang juga. Singkirkan mitos kuno tersebut dang anti dengan gagasan-gagasan baru untuk menjadi pembaca yang lebih baik.
Membaca Itu Mudah
Walaupun belajar membaca merupakan proses yang kompleks, hal itu merupakan salah satu hal yang dapat dicapai oleh otak manusia. Sebagian besar kita belajar membaca pada usia enam atau tujuh tahun dan dengan berkembangnya kemampuan mental di usia dewasa, kita bahkan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang lebih besar.
Boleh Saja Membaca dengan Jari Kita
Walaupun kita telah diajarkan untuk tidak membaca dengan menggunakan jari (mungkin karena kita menggunakannya untuk menunjuk satu demi satu kata, yang bisa melambatkan kita membaca), mulai sekarang kita boleh dan harus membiasakannya lagi. Perbedaannya adalah bahwa kini kita akan menggunakan jari kita untuk menuntun mata kita secara cepat saat membaca bacaan. Triknya adalah selalu menggerakkannya lebih cepat daripada yang kita kira kita mampu membaca.
Kita Dapat Membaca Lebih Cepat daripada Mengeja Kata Per Kata
Sebenarnya membaca kata per kata mengurangi pemahaman karena kata-kata itu tidak dipahami dalam konteksnya dengan yang lain. Selain itu pikiran kita harus bekerja lebih keras untuk memahami seluruh gagasan.
Kita Dapat Membaca Cepat dan Tetap Memahami
Membaca dengan perlahan dapat menjadi siksaan bagi otak yang sangat berkembang pesat dan cepat. Alasannya adalah kita membaca secara lambat karena kita harus mengatur agar dapat memahami secara menyeuruh. Namun kenyataannya, kita malah mendapatkan masalah untuk memahami apa yang kita baca, mungkin karena kita membaca terlalu lambat. Oleh karena itu, daripada menghambat diri kita dengan pikiran-pikiran negatif yang memenuhi pikiran kita sampai stres, katakan pada diri kita penegasan ini:
- Kita sadar bahwa membaca itu mudah
- Kita adalah seorang pembaca yang hebat
- Kita dapat membaca dengan cepat dan memahami isi bacaan
Mendorong keterampilan membaca untuk mengejar kemampuan mental dengan cara menyingkirkan mitos-mitos yang kita percayai tentang membaca merupakan langkah pertama dalam menciptakan keterampilan baru membaca. Apakah kita siap melakukannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H