Seperti bertemu kawan SMA akrab dulu yang terpisah karena kuliah di kampus yang berbeda. Ketika bertemu, nostalgia bareng. Canda dan tawa menjadi satu, semua diceritakan, tanpa bumbu, tidak difilter dan apa adanya.Â
A Head Full of Dreams adalah sebuah proyek dari orang-orang terdekat Coldplay. Mat Whitecross, Produser yang telah mengenal Coldplay sejak mereka hanyalah band pengisi di cafe-cafe di Inggris hingga menjadi grup band multi-mega-internasional saat ini, hanya ingin menyajikan sebuah cerita perjalanannya mengenal dan memahami eksistensi Coldplay sebagai aktor penting dalam dunia musik internasional.Â
Dengan dikemas layaknya empat orang sahabat yang tengah berada di warung kopi dan ngobrol sesuka hati, film ini menjawab sisi humanis dari Coldplay, sisi-sisi yang selama ini jarang terekspos dan dimengerti oleh para fans.Â
Layaknya sebuah fan-fiction, garapan film ini sangatlah santai. Lebih dari profesional namun tidaklah contender for Movie of  the year. Keren dan asik tetapi juga bukan film yang sempurna secara sinematografi.Â
Ada celah, ada kekurangan. Banyak flaw, tetapi ketidak-sempurnaan inilah yang membuat film ini sangat dewasa dan relatable dalam hidup. Â Adanya sisi kerapuhan, ketakutan akan masa depan, ketidak-pastian dalam hidup membuat Coldplay menjadi sebuah grup band yang dibumikan serta dimanusiakan lalu dijadikan sebagai sebuah cerita mengenai kehidupan. Kehidupan keempat personilnya yang menjadikan mereka sebuah, maaf, seorang Coldplay.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H