Mohon tunggu...
Pradipta DanisHariyanto
Pradipta DanisHariyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Yogyakarta

Hobi saya bermain futsal dan baca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Realisme dalam Kebijakan Hilirisasi: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kemandirian Energi Indonesia

12 Desember 2024   22:01 Diperbarui: 16 Desember 2024   16:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hilirisasi Nikel  (Sumber: Greennetwork.id/Irhan Prabaksuma)

Salah satu fokus utama hilirisasi adalah pengolahan nikel, dimana Indonesia berupaya untuk menjadi produsen utama produk-turunan seperti baterai untuk kendaraan listrik. Dengan melarang ekspor bijih nikel mentah, pemerintah mendorong investasi dalam industri pengolahan yang dapat meningkatkan nilai jual komoditas tersebut hingga 68 kali lipat. Hal ini mencerminkan strategi realis untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam demi kepentingan nasional.

Sejak Januari 2020, Indonesia memberlakukan larangan ekspor bijih nikel mentah sebagai bagian dari upaya hilirisasi. Indonesia menguasai sekitar 70% cadangan nikel dunia, sehingga Indonesia berpotensi besar untuk menjadi pusat industri nikel global terutama dalam produksi baterai kendaraan listrik. Kebijakan hilirisasi nikel Indonesia juga sempat digugat oleh Uni Eropa. Uni Eropa berpendapat bahwa kebijakan ini merugikan mereka karena menghambat akses mereka terhadap bahan baku yang diperlukan untuk industri mereka.

Selain nikel, hilirisasi juga difokuskan pada sektor tembaga dan bauksit dengan investasi besar dalam pembangunan smelter. Proyek smelter di Amman-Sumbawa dan Freeport-Gresik diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi domestik dan mengurangi impor bahan baku. Dengan investasi mencapai Rp50-60 triliun, proyek ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Lalu bukan hanya hilirisasi dalam sektor mineral saja, Jokowi juga melakukan hilirisasi dalam sektor-sektor padat karya seperti rumput laut, kopi, dan kakao. Ia melihat potensi besar dalam pengembangan industri hilir yang dapat memberikan banyak manfaat seperti menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat. Pada sektor nikel di Sulawesi Tenggara akibat dari hilirisasi nikel, jumlah tenaga kerja di sektor tersebut meningkat dari 1.800 menjadi 71.500 pekerja.

Dalam peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit 2024 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Presiden Joko Widodo menyoroti pentingnya mengolah komoditas, seperti kopi, kakao, lada, dan nilam. Indonesia yang memiliki luas kebun kopi 1,2 hektar, kakao 1,4 juta hektar, serta kebun lada dan nilam di seluruh penjuru wilayah Indonesia perlu dimaksimalkan potensinya melalui industrialisasi. Lalu, Presiden juga  menyoroti perlunya pengembangan produk rumput laut di Indonesia agar lebih dikembangan dan dapat bernilai tinggi. Dengan panjang garis pantai lebih dari 80 kilometer, Presiden berharap agar masyarakat pesisir dapat memanfaatkan rumput laut menjadi produk yang lebih bernilai, bukan hanya sekedar produk mentah saja.

Kebijakan Hilirisasi Dilihat Dari Perspektif Realisme

Kebijakan Indonesia era Jokowi yang melakukan hilirisasi ekonomi dilihat dalam perspektif realisme dapat dilihat dari beberapa aspek penting, seperti bergantung pada diri sendiri sebagai sebuah negara, tindakan negara yang didorong oleh kepentingan nasional, dan tindakan negara sebagai aktor rasional. Dalam hal kepentingan nasional, realisme menekankan bahwa negara harus memprioritaskan kepentingan nasional dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Dalam konteks hilirisasi Indonesia, pemanfaatan sumber daya alam seperti mineral dan energi bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada impor serta ekspor bahan mentah. Dengan mengolah nikel dan juga produk mentah lainnya, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan asumsi realisme yang negara hanya dapat bergantung pada diri sendiri dimana Indonesia hanya dapat bergantung pada kemandirian ekonominya untuk meningkatkan pendapatan negara.

Kebijakan hilirisasi yang dilakukan Indonesia juga ditujukan untuk memperoleh kepentingan nasional Indonesia, yaitu mengubah struktur ekonomi Indonesia dari ketergantungan pada ekspor bahan mentah ke pengolahan produk bernilai tambah. Lalu, hiliraisasi ini diharapkan dapat mendorong investasi asing yang lebih merata di luar Pulau Jawa, mendukung industrialisasi di wilayah Indonesia Timur dan menciptakan ekosistem industri yang lebih berkualitas. Hal ini sesuai dengan asumsi realisme yang melihat bahwa aktor negara dalam bertindak selalu sesuai dengan kepentingan nasional. Indonesia melakukan tindakan hilirisasi dengan tujuan kepentingan nasional Indonesia.

Kebijakan hilirisasi Indonesia dilakukan Indonesia dengan mengkalkusikan untung-rugi untuk memaksimalkan kepentingan nasional Indonesia. Kebijakan hilirisasi Indonesia ditujukan untuk keamanan energi dan kelangsungan hidup negara Indonesia. Keamanan energi yang dimaksud adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah yang dilakukan untuk memastikan bahwa nilai tambah dari pengolahan sumber daya alam tetap berada di dalam negeri, sehingga meningkatkan pendapatan negara dari sektor perpanjakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Lalu, terkait dengan kelangsungan hidup negara adalah terkait dengan kesejahteraan masyarakat yang ingin peningkatan jumlah lapangan pekerjaan. Tindakan Indonesia sebagai aktor rasional ini sesuai dengan asumsi realisme yang melihat bahwa tindakan negara dilakukan secara rasional dan mempertimbangkan fokus pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat negara tersebut.  

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun