Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Aksi Para Pembunuh dari Abad Pertengahan

27 Desember 2016   11:10 Diperbarui: 27 Desember 2016   16:33 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Leap of Faith. Gerakan epic para Assassin. (Sumber : http://assets2.ignimgs.com/2016/05/11/assassins-creed-film-header-1280jpg-685176_1280w.jpg)

Adegan setelah Aguilar berhasil kabur dari hukuman mati menjadi aksi klimaks yang mengembalikan sepenuhnya kesadarann akan peran Cal di dunia modern sebagai keturunan Assassin. Ingatan terakhir saat Cal memberikan Apple Of Eden pada Christoper Columbus menghancurkan mesin Animus. Cal sadar, bahwa ingatannya dimanfaatkan oleh organisasi Abstergo yang menginginkan Apple of Eden.

Aksi berlanjut di era modern. Di markas Abstergo, keturunan Assassin yang diteliti tidak hanya Cal. Dan bisa ditebak, mereka memberontak karena rasa kebersamaan mereka pada Cal dan misi menjaga Apple of Eden. Pertarungan antara penjaga Abstergo dan para Assassin modern pecah.

Sementara itu, Shopia dan Alan Rikkin yang ternyata adalah keturuanan Templar sudah dapat mengetahui lokasi Apple of Eden dari ingatan terakhir Cal. Mereka pergi, sementara para Assassin sibuk menghadapi penjaga.

Ordo Templar modern masih bertujuan sama pada Apple Of Eden. Mereka ingin memanfaatkan kekutannya untuk memusnahkan kebebasan dan keturunan Assassin. Namun, semua gagal. Shopia yang tidak sejalan dengan ayahnya, membantu Cal yang berhasil menyelinap diantara peserta pertemuan para Templar. Dengan senyap, Cal membunuh Alan Rikkin dan pergi menyelamatkan Apple Of Eden.

Efek visual tidak perlu diragukan. Garapannya tidak mengecewakan. Aksi yang dihadirkan tak bisa dilepaskan dari aksi dalam video gamenya. Saya merasa terhibur saat semua teknik bertarung, membunuh, dan meloloskan diri para Assassin terasa mirip dengan gamenya.

Teknik membunuh dengan pisau khas Assassin yang keluar dari pergelangan tangan bagian bawah mendominasi adegan pertarungan. Membunuh dengan melompat dari atap bangunan dan langsung menusuk pun adalah salah satu teknik di video game. Penggunaan senjata seperti pedang, bow, pisau lempar, dan hidden blade juga sama.

Teknik menyamar diantara penduduk dan tiba-tiba sudah menusukkan pisau merupakan teknik khas para Assassin. Yang paling epic yaitu Leap Of Faith. Adegan melompat dari atas menara. Terjun bebas diiringi suara burung elang. Lompatan keyakinan. Hampir 100% adegan pertarungannya mengadopsi video game.

Tema kebebasan yang diangkat, digabungkan dengan masa lalu dan science fiction menjadi komposisi yang apik. Hanya bagi saya, film berdurasi 1 jam 55 menit ini kurang dilengkapi kisah sejarah yang mendalam antara Assassin, Templar, dan kehidupan abad pertengahan Eropa. Kemudian setting filmya lebih banyak di zaman modern, yaitu di markas Abstergo dibandingkan di abad pertengahan. Berkebalikan dari video gamenya. Jika porsinya lebih banyak petualangan masa lalu, maka film ini akan semakin seru.

Film berakhir saat Cal dan dua Assassin modern yang tersisa berdiri di atas gedung di kota Madrid. Mereka memandangi kota, yang dalam game dikenal dengan eagle view. Adegan diam yang mengindikasikan serial film ini mungkin akan ada lanjutannya. Semoga saja, serialnya nanti bisa sesukses serial video gamenya.

We work in the dark to serve the light. We are assassins.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun