Mohon tunggu...
Pradana Putra
Pradana Putra Mohon Tunggu... Lainnya - teruslah berpikir, berusaha, dan berserah diri kepada Tuhan

" Menulislah, kelak kau akan dikenang sepanjang masa "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Siswa atau Santri?

12 Juni 2020   07:30 Diperbarui: 12 Juni 2020   07:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Hore.....Horeeee......Hore..... ( sorak gembira para siswa SD Patriot atas selesainya Ujian Nasional )

Berakhirlah Ujian Nasional yang aku hadapi, berakhirlah sudah kedudukan ku menjadi siswa sekolah dasar (SD). luapan kesenangan tak terbendung di hati ini, nampak jelas raut muka teman teman se- angkatan bahagia bahkan sampai terharu telah menanggalkan satu beban yang terdapat di pikiran dan di pundak mereka, walaupun baru menyelesaikan studinya di sekolah dasar, tetapi bahagianya aku dan teman teman. akbar temanku nanya kepadaku " Putra, kau mau lanjut ke SMP mana ? ", dengan cepat aku menjawab " ndak tau bar, belum kepikiran hehehehe......".

Menghilangnya matahari dibawah garis cakrawala di sebelah barat menandakan matahari terbenam, indah nian melihat keadaan senja dikala sore itu. Adzan Maghrib pun berkumandang, bergegaslah diriku menuju masjid tuk shalat berjamaah. Sesampainya di rumah, aku bersama orangtuaku makan malam bersama, suasana hangat menyelimuti keadaan pada waktu itu. 

Disela makan bersama, ayahku bertanya kepadaku " Dek, mau SMP dimana ?" akupun menjawab " aku mau di pondok pesantren yah, bareng sama kakak disana ", saat itu keadaannya kakak ku sedang mondok di salah satu pesantren di Jawa Timur. Jawab Ayah " ohh..ya sudahlah kalau itu keputusanmu dek ". Makan bersama pun selesai, kami pun melaksanakan Shalat Isya berjama'ah.

Sudah tradisi setelah makan dan shalat, kami berkumpul di ruang tamu sekedar bercerita atau bersenda gurau bersama. Ketika itu Ayah menanyakan ku sekali lagi untuk memastikan kesiapanku tuk melanjutkan studi di salah satu pesantren " dek, kamu yakin mau masuk pondok ? " diriku menjawab tegas " betul yah, aku mau masuk pondok kan disana ada abang ", ayah menghela nafas panjang " uhhhh.... ya sudah,  sudah malam ayo istirahat ", jawab " iya yah.... ", jawab ayah " jangan lupa berdoa sebelum tidur ".

Aku pun masuk kamar, sambil rebahan di kasur aku kepikiran apa yang aku katakan barusan terhadap ayah tentang pilihanku masuk pondok," semoga tidak salah pilih uhh..... ( menghela nafas ). tidak terasa diriku pun tertidur lelap,  selamat malam !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun