Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seribu Rupiah Semangat Isi Hari

29 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 29 Oktober 2024   23:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdialog sembari membantu beberapa buah yang sudah dikupas (dokpri)

Seribu Rupiah Semangat Isi Hari 

Oleh: Mulya 

Pemandangan ini sungguh tidak biasa, aku hampiri Ibu Tua dipinggir jalan Raya yang menghubungkan antar Kabupaten di pulau Jawa, ini tidak biasa dan sangat mencengangkan, entah apa yang saya pikirkan tapi rasa bersalah terus bergelayut dihati saya sangat memulai wawancara tanpa sengaja. 

Nenek tua itu saya panggil emak, panggilan ini sengaja disampaikan agar terasa hangat antara saya dan nenek itu. Sebelumnya saya amanti terus gerakan sampai pada satu keputusan untuk berbincang sembari mengganggu pekerjaannya. 

Mak, saya panggil,  "Emak tos lami damel didieu" (emak sudah lama kerja disini), beliau jawab "tos lami, nya kieu wae emak mah" (sudah lama, seperti ini aja emak itu). 

"Mak, sadinten kenging sabaraha baskom" (Mak dalam satu hari dapat berapa wadah), beliau jawab "kapungkur kenging 30 baskom, tapi ayena mung tiasa 15 baskom" (dulu dapat 30 wadah tapi sekarang hanya mampu 15 wadah) 

Berdialog sembari membantu beberapa buah yang sudah dikupas (dokpri)
Berdialog sembari membantu beberapa buah yang sudah dikupas (dokpri)

Begitu dialog singkat sembari sesekali membantu mengeluarkan isi dari apa yang dikerjakan. Begitu pandangan keseharian masyarakat Indonesia masuk pada masa usia renta, entah sama atau tidak di wilayah lain, tapi pemandangan ini pasti akan ditemui juga. 

Yang paling mencengangkan adalah ketika mempertanyakan upah dari sebaskom sebagai hasil yang dihitungnya, beliau menjawab diberi upah Rp. 1000.00 (seribu rupiah). Jadi apabila mereka mampu mengumpulkan 15 baskom maka jumlah yang mereka terima sebesar Rp. 15.000.00 (lima belas ribu rupiah). 

***

Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam pidato perdananya menegaskan ada "banyak orang tua yang di atas 70 tahun masih mengayuh becak ini bukti kita belum merdeka". 

Pidato itu menaruh harapan, siapapun yang mendengar dan meresapi makna yang tersirat maka dia akan setuju dengan apa yang disampaikan Presiden kita ini. 

Kalimat tegas dan lantang diucapkan tanpa Tek, menunjukkan adanya keserasian yang akan dikerjakan oleh Presiden kita, kita sangat berharap semua bisa merdeka, semua berharap kita sejahtera. 

Gambar diatas menunjukkan adanya masalah dalam memenuhi kesejahteraan rakyat, negara yang makmur seperti Indonesia ini harusnya tidak boleh dan tidak bisa menyaksikan masyarakat susah dan tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Ini sungguh luar biasa, pepatah mengatakan "tikus mati di lumbung padi", innalilahi. 

Mencermati fenomena masyarakat renta, perhatian Negera pada mereka belum ada, asuransi kesehatan hanya baru saja mengcover bidang kesehatan yang standar, untuk masalah makan dan kebutuhan sandang lainnya belum bisa diwujudkan. Semoga. 

Teringat di tahun 2010 sampai 2012, waktu itu ada program yang namanya ASKESOS (Asuransi Kesejahteraan Sosial). Cara kerja asuransi ini cukup sederhana, premi dibayar oleh kementerian sosial untuk masyarakat renta yang sekaligus pedagang, jaminannya mereka di jamin kehilangan pendapatan apabila mengalami sakit atau problem individu lainnya, selain itu mereka akan mendapatkan santunan langsung apabila meninggal dunia, biaya pengurusan jenazah akan di dapatnya, Begitu cara kerja ASKESOS waktu itu. 

Menjelang tahun 2013 kegiatan ASKESOS itu ditinjau ulang dan lenyap lah program baik itu, effect dari itu adalah tidak ada lagi Tua renta yang menerima manfaat. 

Kalaulah bisa usul ke presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto yang sangat saya hormati, tolong munculkan program yang setara dengan ASKESOS atau lebih baik dari itu dengan sasaran Tua Renta yang mereka harus mendapatkan perhatian lebih dari negara, bukan mereka masih berjibaku menyambung hidup dengan tanpa manusiawi. Semoga terdengar. 

***

Program Asuransi Kesejahteraan Sosial waktu itu menyasar orang tua langsung, saya berkesempatan menjadi mediator program dan memastikan penerima manfaat adalah mereka yang berumur lanjut dan masih berdagang. 

Disela memikul amanah sebagai mediator, saya sempat mencairkan dana kematian untuk peserta ASKESOS sebesar Rp. 20.000.000 rupiah, ini sangat menjadi solusi bagi mereka dan keluarganya. Ahli waris tidak dibebankan bisa pengurus jenazah dan biaya lainnya termasuk apabila almarhum mempunyai hutang piutang dengan orang lain. Alhamdulillah semua selesai dengan satu program. 

Apabila membaca data statistik, orang Indonesia yang masuk di usia lanjut menempati ukuran yang cukup banyak, negeri harus secepatnya hadir agar tidak melihat pemandangan yang saya gambarkan itu, semoga di periode presiden Prabowo Subianto Indonesia sejahtera dapat terwujud melalui keadilan sosial yang sebenarnya. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun