Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikapi AI dengan Dua Pendekatan

27 Oktober 2024   12:19 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikapi AI dengan Dua Pendekatan 

Oleh: Mulya 

Dipertemuan hari ini tgl 26/10/24 kita akan mendistribusikan AI atau Chat Gpt dan bagaimana sikap kita dan apa solusinya. 

Diskusi ini dilaksanakan dalam forum kelas dengan capaian akhir pertemuan, untuk mengetahui AI dan sikap apa yang harus dilakukan padanya. 

Kehadiran chat Gpt atau yang kita kenal dengan AI telah memberikan kemudahan bagi manusia tak terkecuali di dalamnya para mahasiswa, namun keadaan ini memaksa kita untuk berfikir ulang bagaimana mengalahkan AI itu.

Secara teknologi, AI menjadi temuan yang mengagumkan di zaman ini, AI tidak mudah untuk dikalahkan, AI memberikan kenyamanan kepada manusia, padahal manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari AI.

Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat dua pendekatan yang harus manusia lakukan dan ini memungkinkan AI tidak akan bisa walaupun tingkat kecerdasan AI terus di tingkatkan. Apa dua pendekatan itu:

Pertama, Human Focus Skill, pendekatan ini memberikan akses pada manusia untuk bekerjasama dengan manusia lainnya, latarbelakang pengetahuan manusia diharuskan bekerja, apakah dia ahli matematika atau Agama atau pendidikan atau lainnya, pengetahuan ini memungkinkan adanya kerjasama dalam satu pekerjaan yang akan menghasilkan inovasi baru dan merupakan pengetahuan baru.

Kedua, Sistem thinking, pendekatan ini membuka rangsangan otak manusia lebih berkembang hebat dibandingkan mesin, manusia dapat berkehendak, manusia dapat melakukan konsep, ideu dan memunculkan gagasan. Sistem thinking menjadikan manusia berbeda dengan lainnya Ahsanul khuluq.

Dengan dua pendekatan itu, manusia akan menjadi posisi manusia yang sebenarnya, pada analisa syari'ah yang mendasari kehormatan agama, akal, jiwa, keturunan dan harta maka manusia menjelmakan kemaslahatan bagi dirinya dan orang lain, sementara AI tidak dapat diukur dan masuk pada kehormatan dimaksud. Wallahualam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun