Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelas Menulis, Sumbang Pemikiran untuk Peradaban

26 September 2024   17:50 Diperbarui: 26 September 2024   17:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mulya 

Sebuah perencanaan yang apik sekaligus inspiratif dilakukan pengajar Universitas Majalengka, kampus swasta yang sedang membangun asa untuk terwujudnya generasi unggul dalam persiapan tahun 2045 sebagai generasi emas. Oleh karena itu Universitas Majalengka berkewajiban dalam menyiapkan generasi bertalenta. 

       Sebagai kampus, menyiapkan generasi unggul tidaklah mudah, perlu keberanian dan langkah nyata yang disiapkan, salah satu wadah yang dikembangkan adalah kelas menulis, kelas yang membina sekaligus mendiskusikan gagasan yang dapat dikonsumsi sekaligus disebar keluar sebagai sumbangan positif dalam mengisi peradaban saat ini, kemudian menulis dijadikan jalan untuk melempar gagasan itu, karena dengan menulis peradaban hari ini dapat dijadikan gambaran untuk memenuhi hasrat peradaban yang akan datang. Semoga. 

Kolaborasi 

Salah satu yang harus dilakukan di abad ini adalah kolaborasi, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri begitu pula dalam pengembangan pengetahuan, kolaborasi sangat penting. Oleh karena itu kolaborasi menjadi tema dunia dalam mewujudkan dunia lebih baik. 

      Issue lingkungan, air, udara dan lainnya menjadi issue yang terus di perbincangkan. SDGs yang di gagas PBB memberikan tuntunan adanya kolaborasi, issue yang ada tidak bisa di garap secara mandiri, tetapi harus di lakukan bersama dan bahkan lintas ilmu, metode serta generasi. Dengan demikian, issue yang ada harus dapat diselesaikan dengan kolaborasi. 

       Metodelogi ilmu pengetahuan berkembang pesat , dengan adanya interdisipliner dan transdisipliner memungkinkan adanya kolaborasi inter dan antar ilmu sehingga pengetahuan akan saling melengkapi untuk membangun peradaban yang berkesinambungan. 

    Kelas menulis yang di luncurkan hari ini membawa pesan bahwa kita akan bangun dan pasti terbangun dengan kolaborasi, kampus swasta tidak lagi menjadi kendala bahkan hari ini banyak yang berprestasi lahir dari kampus swasta. Kolaborasi melalui kepenulisan dengan memanfaatkan metodologi pengetahuan interdisipliner dan transdisipliner Jedi kenyataan. 

      Sebagaimana teori yang dibangun dari kolaborasi adalah model pentahelix yang dikembangkan oleh Riyanto (2018), model ini berkembang dengan istilah model ABCGM (Akademik, Bisnis, Community, Gaverment dan Media). Model ini pula yang beberapa tahun lalu menginfirasi Gubernur RK dalam menjalankan roda pemerintahannya, oleh karena itu teori kolaborasi telah menjelma menjadi kebutuhan dalam memenuhi keberlangsungan kehidupan dimasa yang akan datang. 

Inspirasi 

Gagasan kelas menulis tidak muncul tiba-tiba, teori ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) jadi jalan untuk mengambil gagasan baik yang sudah dikembangkan sebelumnya. Sebuah kelas menulis UIN Bandung dengan inisiator Kang Wahyudin dicoba di tiru dalam memulai bangunan peradaban yang dipersiapkan. 

     Gayung bersambut, niat baik itu direspon dengan warna dan cita-cita serasa ada di UIN Bandung, maklum saya yang menuliskan cerita ini alumni UIN Bandung, maka tidak heran kalau suasana belajar dan kultur akademik merindukan UIN Bandung. Dengan inspirasi ini, kelas menulis jadi duplikat kebaikan UIN Bandung. 

       Semangat membangun peradaban, sahabat baik Prof. Wahyudin jauh dari Jerman menyempatkan hadir melalui zoom, dunia memang tidak ada batasnya, tidak ada gunung, lautan, daratan luas dan lainnya, semua jadi sirna, dengan teknologi zoom Kuta bisa bertatap muka dalam ruangan yang sama dan waktu yang berbeda. Terimakasih Kang Prof. Sehat dan sukses selalu. 

      Bicara kelas menulis jadi lebih semangat, seorang mentor berkelas dalam dunianya turut dihadirkan, tangan dinginnya Kang Prof Wahyudin jadi penghantar untuk menembus asa dan dicita-cita peradaban. 

      Namanya Fitri, saya panggil Ba Fitri, dalam kenalan awal dia bercerita pengalaman masuk di kelas menulis UIN Bandung bimbingan Prof. Wahyudin. Dia telah menulis 48 Artikel dan terus berproduksi untuk artikel berikutnya. Ba Fitri dipercaya jadi mentor kelas menulis di FAI UNMA yang secara langsung mendapatkan tugas mulia dari Prof sebagai gurunya, selamat datang ba Fitri di kelas menulis FAI UNMA. Hehe. 

       Wah kegiatan hari ini tak terasa lama, karena ada cita-cita dan asa yang menyertainya. Teman-teman yang hadir tersenyum dengan bahagia. Terimakasih kepada semua. Selamat kelas menulis FAI UNMA telah lahir, bangun peradaban dengan gagasan yang gemilang. Wallahualam. 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun