Rasanya baru kemarin ayah melepas mu nak, diantar ke pintu pesantren yang menjadi pilihan mu, sampai ayah masuk kamar bisa rapihkan barang bawaan mu.Â
Foto ini tak henti-henti ayah pandang, ayah cari wajah mu nak, ayah gerakan bola mata dari Kana ke kiri, dari depan ke belakang, dipandang satu persatu, ternyata kamu ada di tengah keempat dari kanan sambil peluk guru mu, kelihatan gembira dan sangat ceria.Â
Rasa ini begitu terharu, kami sudah mencatat perjalanan kehidupan yang tidak bisa dilakukan banyak orang, kami hebat, kami kuat, kamu luar biasa dan kamu menjadi kebanggaan ayah dan bunda.Â
Rasanya ingin kata-kata itu diteriakkan keras sekeras mungkin, tapi ga bisa, kata-kata itu hanya jadi doa' saja yang ayah panjatkan kepada Allah SWT sang pemilik alam semesta. Semoga Allah SWT ijabah doa'-nya. Aamiin.Â
Keharuan begitu menjadi-jadi ketika ingat kamu akan berakhir besok hari tanggal 26 Juni 2024, kamu akan kembali ke rumah dimana tak ada lagi suara riuh teman-teman, suara sahutan guru-guru dan suara sahutan hafalan yang dilafalkan bersama-sama demi keberkahan ilmu.Â
Sangat terharu ayah nak, jadi kehidupan mu akan kamu tentukan dimana pilihan melanjutkan dan perpindahan harus jadi motivasi yang membuatmu terus membanggakan dan menggembirakan ayah-bunda. Semoga.Â
DIJEMPUT ESOK HARI
persiapan sudah dilakukan, mobil, cemilan ringan sampai bingkisan alakadarnya sudah disiapkan dan sudah masuk mobil agar besok tak ketinggalan.Â
Besok tepat tanggal 26/06/2024 hari dimana kami diundang untuk menghadiri perpisahan. Jadwal yang kami terima jam 07.00 harus sudah sampai di sana dan kami merencanakan berangkat jam 04.00 menjelang Pajar.Â
Perjalanan cukup memakan waktu lama, dengan berangkat menjelang Pajar, kami sengaja agar diperjalanan terasa tenang dan tak tergesa-gesa, begitu persiapan dilakukan.Â
SEDIKIT OLEH-OLEH KHAS DAERAHÂ
Tiga bag ukuran sedang disiapkan, kami isi dengana macam-macam oleh-oleh khas daerah, beberapa parian telah dipilihnya semoga jadi sajian yang menggembirakan.Â
Ukurannya memang kecil tapi sajiannya kami siapkan dengan penuh penghormatan. Kami faham ini untuk disana para guru-guru anakku yang sudah ikhlas mengganti peran ayah-bundanya dalam mendidik anaknya.Â
Mohon berkenan menerimanya, itu kalimat permohonan dan sekaligus penghormatan. Kami sampaikan dengan penuh rasa malu, karena kami tidak bisa membalas keikhlasan guru-guru disana, semoga mereka semua dalam keadaan sehat, murah rezeki dan bergelayut keberkahan. Aamin.Â
DOAKAN ANAK KAMI
Nak, ayah dan bunda hanya dapat mengisi perut mu tapi tak mampu mengisi kepalamu. Ayah terus menggantungkan doa' kepada guru-guru mu, karena dengan doa dan keberkahan perjalanan mu diluar sana kelak akan lebih baik dan sukses.Â
Ingat nak, pesan guru-guru mu, ingat pula kebiasaan mu disana, yang baik dan positif terus tingkatkan dan yang buruk perbaiki dan jadikan pelajaran.Â
Nak, ayah dan bunda selalu berdoa, harapan kamu tuntas di sana, tapi kalau pilihan mu jadi jalan terbaik, ayah dan bunda hanya dapat mendoakan. Kami sukses untuk kehidupan dimasa yang akan datang.Â
Niat-lah yang baik, semoga Allah memberikan hidayah dan Rahma pada kami Nak.Â
Selamat nak, atas capaian ini. Jadilah manusia yang seperti padi, lebih berisi lebih merunduk. Jadikan akhlak sebagai landasan kehidupan. SemogaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H