Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Meraih Keutamaan Melalui Ibadah Qurban

13 Juni 2024   10:11 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi. Pemilihan hewan qurban sebelum dilakukan transaksi. 

Oleh: Mulya Syamsul 

Nabi Ibrahim as, menjadi salah satu dari sekian Nabi yang syariat-syariatnya banyak di lakukan dan ditetapkan didalam Islam, diantara syariat yang sampai sekarang terus di lakukan oleh seluruh ummat Islam adalah Qurban (menyembelih hewan) pada saat hari raya haji tanggal 10 sampai dengan tiga hari kedepan. 

Pada ruang lingkup sejarah, Ibadah Qurban dijelaskan para ulama ketika Nabi Ibrahim memulainya dengan Nadzar (sebuah janji yang diucapkan kepada Allah SWT) untuk mendapatkan momongan laki-laki, kenapa demikian, karena Nabi Ibrahim as telah menikah cukup lama dengan Siti Hajar dan belum di karuniai anak sehingga Ibrahim as bernazar untuk itu. 

Dikisahkan, Nabi Ibrahim as bermunajat kepada Allah untuk mendapatkan keturunan yang Sholih, padahal usia Ibrahim dan Hajar pada saat itu sudah tua renta, doa tersebut termaktub dalam surat As-Saffat ayat 99-100 yang artinya: 

"Ibrahim berkata, sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku, ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang Sholih"

Dengan doa tersebut, Allah kabulkan hajat keinginan Nabi Ibrahim dengan menganugerahkan anak Nabi Ismail melalui rahim Siti Hajar. 

Dalam ayat 100 Allah sampaikan "maka Kami beri kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar" 

Itulah gambaran yang termaktub dalam Alquran yang Allah catat dan informasi kepada ummat Muhammad SAW sehingga menjadi syariat yang harus dilaksanakan oleh ummat Islam. Alhamdulillah. 

Kisah nabi Ibrahim tidak berhenti sampai disana, selanjutnya, ketika Nabi Ismail tumbuh menjadi anak remaja, pintar yang ganteng dan mempunyai kepribadian baik layaknya kelompok Sholih, lantas Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail as seorang anak simatawayang yang dicita-citakan kehadirannya dikarenakan menunggu sekian lama lantas Allah perintahkan untuk disembelih. 

Keadaan dan gambaran ini termaktub pula dalam surat As-Saffat ayat 102 yang artinya "Ibrohim berkata; wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?". 

Sebuah dialog yang penuh kesehajaan, seorang ayah dengan bijak bertanya kepada anak dalam hal akan melakukan sesuatu yang tentu menjadi bagian terbaik untuk anak, Ibrohim pada konteks ini telah memberikan pelajaran berharga bagaimana kita harus bersikap pada anak yang Allah telah titipkan pada kita, begitu harusnya. 

Dengan dialog tersebut, Ismail as yang merupakan kaum Sholih malah langsung menyanggupi dan meminta segera melaksanakan perintah Allah tersebut. Seraya Ismail berkata: 

"Ia menjawab, wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapati ku termasuk orang-orang yang sabar ". 

Begitu Sirah Nabawiyah yang sampai kepada kita, karenanya Allah syariatkan pengorbanan itu yang Allah gantikan Ismail dengan kambing dari Surga. Dengan demikian pensyariatan Qurban ditetapkan menjadi ibadah sosial yang sangat baik bagi ummat Islam. Semoga dapat melaksanakannya. Aamin. 

Ibadah Sosial

Sudah menjadi nilai utama bahwa ibadah terbaik bagi ummat Islam selain ibadah langsung kepada Allah (Hablum minallah) juga ibadah yang langsung kepada manusia (Hablum minanas). Oleh karenanya para ulama bersepakat Ibadah Qurban menjadi bagian dari ibadah kepada sesama manusia. 

Terdapat beberapa nilai yang dapat di petik dalam ibadah Qurban: 

Pertama, sebagai pendekatan diri kepada Allah; dalam hal ini manusia dituntut untuk secara patuh dari apa yang Allah perintahkan, tanpa kepatuhan kita tidak akan mendapatkan hasil maksimal. 

Kepatuhan merupakan nilai penghambatan manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai Kholik, posisi manusia mempunyai tugas istimewa yaitu Ibadah "tidak semata-mata Allah ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah". 

Kedua, komitmen; suatu nilai yang harus dijunjung tinggi oleh setiap orang, komitmen bukan hanya kepada Allah melainkan kepada sesama manusia. Komitmen dalam Islam dikatakan sebagai janji dan siapa yang mengingkari janji maka dia tergolong bagian orang munafik "waidza waada akhlafa" begitu bunyi hadits yang Rasulullah peringatkan kepada kita. 

Sebagai ciri manusia modern adalah salah satunya memegang komitmen atau janji, manusia moderen diberikan kepada ummat Islam, dengan gambaran pengetahuan yang diberikannya, ummat Islam akan mampu menorehkan peradaban dengan menjalankan janji sebagai komitmennya. Semoga. 

Ketiga, tumbuhnya keyakinan; keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan atas perintah Allah, jalan yang dicapai oleh kita adalah menjalankan apa yang menjadi pengetahuan dan datang dari para ulama sebagai pewaris para nabi "alulama warosatul Anbiya" sanad kita para ulama dan keyakinan yang tumbuh bada kita adalah keyakinan yang diwujudkan melalui penghambaaan dan mengikuti jalan para salafushalih. 

Keempat, sabar; nilai yang dapat dipetik dari ibadah qurban adalah sabar, menumbuhkan sifat sabar menjadi kewajiban kita yang harus terus di pupuk. Sabar dalam menerima takdir Allah itu yang terbaik, takdir ada dua yang baik dan yang buruk. Takdir baik jadi anugrah dan ujian begitupun takdir bukur jadi musibah dan ujian, keduanya sama-sama ujian, maka dengan sabar Allah akan limpahkan banyak kebaikan. 

Kelima, raih ibadah sosial; selain empat nilai diatas nilai utama yang gampang difahami dalam ibadah Qurban adalah ibadah Sosial, qurban etar hubungannya dengan membagikan daging qurban yang di berikan tanpa mengharapkan kembalian, oleh karena itu nilai ibadah sosial jadi nilai utama dalam ibadah qurban. Semoga. 

Dengan demikian, ibadah qurban tidak hanya bertendensi hubungan kepada Allah melainkan berpotensi hubungan kepada Manusia. Wujud ibadah harus terbangun kedua-duanya. Wallahualam. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun