Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Baso Goyangkan Lidah Tanpa Kasta

26 Mei 2024   08:54 Diperbarui: 26 Mei 2024   12:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadisajian baso di gang lingkungan masyarakat yang pengunjungnya semua kalangan.

Oleh: Mulya 

Siapa yang tak kenal makana bulat, berkuah, gurih ditambah campuran mie kuning-putih dalam sajian panas di lengkapi saus dan kuah cabe.... Ya itu baso disebutnya. Makanan ini jadi cemilan masyarakat tanpa kelas dan bisa ditemui dimana saja baik di kota besar, kecil, perkampungan dan bahkan gang kecil sekalipun. Alhasil baso tanpa memandang siapapun dan semua mengenalnya. 

Varian namanya banyak tergantung siapa yang menghidangkan. Ada Sidodadi, malang, solo, Ujang, Suyud dan lainnya. Nama-nama itu bukan asal-asalan tapi terkadang bawa nama wilayahnya atau nama si pedagangnya yang jelas baso varian namanya banyak. 

Sajian baso masuk dalam ukuran sama, yang membedakan hanyalah jumlah isinya saja, terkadang ada yang nambah ada pula yang mengurangi takaran penyajian itu tergantung si Pemesan. 

Mangkuk bakso 

Yang menjadikan semua orang sama dalam baso ada pada mangkuknya, kenapa demikian?, dari dulu hingga sekarang mangkuk baso didesain oleh kesamaan rasa tiga perusahaan penyedap, ada SASA ada Ajinomoto ada pula cap Jago. Siapapun yang beli baso mereka akan mendapatkan ukuran mangkuk sama. 

Dok. Pribadi, baso tersaji dalam mangkok siap disantap semua kalangan 
Dok. Pribadi, baso tersaji dalam mangkok siap disantap semua kalangan 

Haha, ukuran memang jadi nilai keadilan, kita menuntut keadilan dalam ukuran sama walaupun definisi keadilan itu tidak menyebutkan ukuran yang sama itu adil, contoh anak usia 2 tahun pasti dikasih uang jajan 2 ribu rupiah, tapi anak usia 5 tahun dia dikasih 5 ribu rupiah dan inilah nilai keadilan dalam forsi yang mafhum atau di sepakati. 

Kembali ke mangkuk, yang adil adalah sajian dimana ukuran mangkuk itu disesuaikan dengan harga dan kemampuan pembeli, jadi adil itu ya ukuran kemampuan bukan ukuran nafsu kemauan. Oleh karena itu mangkuk jadi simbol keadilan. Haha. 

Kuah Rasa

Ini yang paling penting, kuah tidak pernah besar pandangan, sedap jadi ukuran, lidah jadi pengawas dan sekaligus memastikan bahwa kuah itu diakuinya sama. 

Model kuah menjadikan bakso lebih bermakna dan memaknai, penikmat baso tanpa Kasta akan berbicara sama ini dan itu semua sedap dan yang menarik hidup tanpa Kasta harus belajar pada baso dimana rasa dan ukuran sajian serta tempat sajian sama. Selamat mencoba tanpa Kasta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun