Aplikasi Musik Digital sebagai Media Ekonomi Kreatif Karawitan Bali

Ekonomi kreatif adalah proses kegiatan ekonomi yang membutuhkan gagasan dan ide kreatif dalam membangun proses tersebut. Kekuatan ekonomi kreatif salah satunya adalah pengunaan teknologi dimana konsep augmented marketing adalah konsep pemasaran yang menggunakan teknologi sebagai penunjang ekonomi kreatif. Dalam era digital, konsep augmented marketing atau pemasaran menggunakan suatu teknologi dalam seni karawitan bali sangat pengaruh dalam pemasaran seorang komposer terhadap suatu karyanya. Komposer menggunakan aplikasi seperti logic, cubase, studio one, dan fruity loops atau FL Studio untuk membuat karyanya.

Jika dibandingkan dengan  musik barat, sudah pasti lebih dulu mengenal dan juga memanfaatkan aplikasi musik digital sebagai alat untuk membuat suatu karya. Namun dalam seni karawitan Bali, aplikasi-aplikasi tersebut baru-baru digunakan dalam memasarkan karya mereka. Tahun pastinya berkembang aplikasi ini dalam seni karawitan Bali tidak bisa dipastikan, namun beberapa tahun kebelakang sudah mulai banyak komposer yang menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut untuk membuat suatu karnya.

 Aplikasi-aplikasi tersebut pastinya memiliki dampak positif dan juga negative. Dampak positivenya adalah komposer tidak perlu memerlukan orang banyak sebagai musisi untuk mewujudkan karyanya. Seperti yang kita tahu, dalam karawitan bali jika ingin membuat suatu karya kita memerlukan jumlah musisi yang tidak sedikit dan pasti berdampak pada ketepatan waktu dalam menyelesaikan karya tersebut karena komposer juga harus menyatukan waktu setiap musisi dalam menentukan jadwal Latihan. 

Dengan adanya aplikasi tersebut, komposer tidak perlu lagi mengumpulkan musisi yang banyak, hanya cukup seorang diri dengan laptop dan aplikasi tersebut untuk menyelesaikan karyanya. Dari sisi customer atau seorang yang memesan karya tersebut juga ada dampak positivenya. Biasanya customer kebanyakan berasal dari koreographer tari. Sebelum aplikasi-aplikasi musik digital ini berkembang, seorang koreographer jika ingin memesan suatu karya musik kepada komposer memerlukan biaya yang tidak sedikit. 

Adapun biaya yang dikeluarkan adalah fee untuk komposer tersebut, lalu fee untuk para musisi, dan juga biaya konsumsi latihan. Namun setelah berkembangnya aplikasi-aplikasi tersebut, seorang koreographer hanya perlu mengeluarkan biaya untuk fee karya komposer tersebut tanpa harus memikirkan biaya-biaya lainnya.

Dampak negative dari aplikasi-aplikasi tersebut juga sudah pasti ada, walau mungkin tidak sebanyak dampak positivenya. Salah satu dampak negativenya adalah roh atau jiwa dari hasil musik komposer tersebut sudah pasti berbeda jika dibuat melibatkan musisi asli dengan dibuat menggunakan aplikasi musik digital. Hal ini karena dalam karawitan bali, keras lirih suatu karya sepenuhnya dikendalikan oleh musisinya langsung sehingga jika dibandingkan dengan karya yang dibuat dengan musik digital pastilah berbeda. 

Bagaimanapun juga, teknologi tidak bisa menyamai roh atau jiwa suatu karya yang dibuat langsung oleh manusia tanpa menggunakan teknologi. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga berpengaruh terhadap musisi, karena membuat karya dengan aplikasi musik digital tidak memerlukan musisi, hanya perlu laptop dan juga aplikasi musik digital.