Mohon tunggu...
Irfan Prabudiansyah
Irfan Prabudiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Menyelesaikan studi S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Menyelesaikan S3 di University of Groningen, Belanda. Kini bekerja sebagai peneliti/scientist di Prancis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cordoba, Satu Kota Seribu Cerita

21 Januari 2011   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Next destination was Cordoba. Yupz, kota yang terletak di sebelah selatan Spanyol ini termasuk salah satu kota yang paling kaya akan peninggalan sejarah.  Cordoba juga merupakan salah satu kota tertua di andalusia dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 400.000 jiwa . Kota ini pernah menjadi saksi pergantian berbagai kekuasaan selama ribuan tahun, dari mulai kekuasaan Romawi, kemudian kekhalifahan Islam, dan akhirnya di bawah monarki Katolik. Cordoba atau dalam bahasa arabnya Qurṭuba pernah menjadi ibukota andalusia, pada saat pemerintahan Khilafah Bani Umayyah (ummayad dinasti) yang berkuasa sekitar 711–1039. Sehingga tidak heran jika di sini terdapat banyak peninggalan sejarah Islam. Kota cordoba juga telah melahirkan beberapa ilmuwan islam yg terkenal diantaranya yaitu Ibnu Rusyd dan Alqurtubi. Di masa  kejayaannya para ilmuwan islam ini banyak menginspirasi penulis barat yang banyak digambarkan oleh para ahli sejarah sebagai titik awal kemajuan Barat saat ini. Kami melakukan perjalanan dari Granada ke Cordoba menggunakan bus. Di sepanjang perjalanan ke cordoba kami dimanjakan dengan pemandangan nan hijau di kanan-kiri jalan. Sekilas suasanannya mirip seperti kebun teh di daerah pangalengan, hehe. Tiba di Estación de Autobuses de Córdoba alias stasiun bus cordoba sekitar pukul 9 pagi. Opsi kunjungan kali ini salah satunya adalah ke Madina Azzahra, namun karena jaraknya dari stasiun lumayan jauh, maka kami putuskan untuk mengunjungi tempat wisata yg lebih dekat yakni Mezquita atau mesjid cordoba.

Estación de Autobuses de Córdoba

Bertanya pada peta

Koper, tas, dan barang2 bawaan kami titipkan di stasiun. Waktu kami di sini memang tidak banyak, karena jam 9 malam kami sudah harus kembali ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan ke Madrid. Jadi, kami benar2 memaksimalkan kunjungan kali ini hanya di satu tempat wisata saja. Waktu yg diperlukan untuk sampai ke mezquita hanya sekitar 20 menit dengan jalan kaki santai. Selain lebih ngirit, kita juga bisa menikmati dan melihat lebih dekat keindahan kota Cordoba.

Menuju mezquita cordoba

Menuju mezquita cordoba

Mencari restaurant untuk sarapan

Sebelum masuk ke Mezquita,  kami mencari rumah makan untuk sarapan pagi. Perjalanan yang cukup jauh dari Granada-Cordoba bikin perut jadi keroncongan. Agak sulit menemukan restoran di sini, kebanyakan masih belum buka, padahal udah hampir jam 10 pagi. Hmm.. setelah muter-muter selama 15 menit akhirnya nemu juga restaurant sea food, namanya Rest. Rincon de Carmen, entah apalah itu artinya yang penting kita bisa sarapan enak dan halal tentunya.

Wajah-wajah kelaparan menanti makanan

Memilah milah menu makanan

saatnya makan pagi, ittadakimasu…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun