Jakarta (15/04/2020)Â -- Pandemi wabah Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 yang lalu memberikan dampak kerugian global yang sangat besar bagi masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat Indonesia.
Sebagaimana diketahui, virus Covid-19  tersebut menyerang imun kekebalan tubuh manusia melalui saluran pernapasan.  Berdasar update data hingga rabu pagi ini di Indonesia, jumlah pasien virus Covid-19 sebanyak 4.839 kasus positif, pasien sembuh 426 orang  dan pasien meninggal 459 orang.
Kondisi inilah yang mengakibatkan hampir seluruh negara yang terdampak pandemi Covid-19 mengambil kebijakan untuk membatasi semua aktivitas masyarakatnya. Tidak terkecuali membatasi akses transportasi kendaraan dan produksi pabrikan yang merupakan salah satu penyebab  ozon bumi berlubang dan polusi udara.
Dilansir laman New York Post, lapisan ozon sekitar 7 hingga 25 mil di atas permukaan Bumi ini berfungsi sebagai "tabir surya" bagi Bumi. Lapisan ozon mencegah radiasi ultraviolet berbahaya dari Matahari yang bisa memicu kanker kulit, katarak, hingga kerusakan pada tanaman.
Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration pada Oktober 2019 yang berkaitan dengan perubahan cuaca. Dalam penelitian tersebut, NASA mengatakan pola cuaca yang tidak biasa di atmosfer atas Antartika menyebabkan pengurangan drastis penipisan ozon. Itu merupakan lubang ozon terkecil yang terlihat sejak 1982.
Selain itu, hasil penelitian dari Universitas Colorado Boulder, lubang yang menganga di atas Antartika ini perlahan menutup. Pemulihan ini terjadi akibat berkurangnya penggunaan Chlorofluorocarbon (CFC)Â pada kulkas dan botol spray.
Di Indonesia, seluruh elemen organisasi kepemudaan menggelar aksi bahu membahu dalam pencegahan wabah Covid-19 yang telah merebak di 34 Provinsi Indonesia. Dengan melakukan upaya-upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana mencegah penyebaran Covid-19 tersebut.