Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fakta Menarik Dibalik Kemenangan Kubu Prabowo di Parlemen

10 Oktober 2014   15:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski kalah di pilpres 2014, Prabowo dengan KMPnya sukses mempecundangi Kolisi Indonesia Hebat (KIH) yang dimotori PDIP. Melalui voting di parlemen sejumlah agenda penting seperti RUU Pilkada, UU-MD3 hingga pemilihan pimpinan DPR dan MPR dimenangkan kubu Prabowo. Sejumlah retorika yang dilontarkan para pengamat politik pun bermunculan. Dari komentar memberi apresiasi kepada KMP hingga kekakuan relasi politik Megawati terhadap SBY yang menyebabkan KIH keok di parlemen.

Tanpa mengesampingkan kecerdikan para politisi KMP, dan tak bermaksud menyakiti hati relawan pro Jokowi, sesungguhnya terdapat fakta menarik dibalik hatrick kubu Prabowo di parlemen yaitu :

1.Melalui voting terbuka, KMP meraih suara 226 untuk mengesyahkan RUU Pilkada menjadi undang-undang. Kemenangan ini tanpa perlu satupun kotak suara.

2.Melalui voting tertutup dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR, lagi-lagi KMP meraih suara lebih besar disbanding KIH. System voting tertutup hanya butuh satu kotak surat suara.

3.Dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR, tak dibutuhkan konsultan politik, lembaga survey dan quickcount, namun pemenangnya dapat langsung diketahui cukup 1 detik.

4.Pemilihan pimpinan DPR dan MPR berlangsung relative tertib, yang kalah tak perlu protes dan yang menang tidak sombong sehingga bentrok massal dapat dieliminir.

5.Pemilihan pimpinan DPR dan MPR tidak butuh biaya besar, karena material untuk voting hanya butuh sebuah spidol dan whiteboard elektronik.

Menyimak fakta demikian, maka tuduhan kecurangan pilpres 2014 secara massif, terstruktur, sistematis (MTS) seperti diungkap Prabowo nyaris ada benarnya. Meskipun tuduhan demikian berhasil ditolak MK.

Dengan modal kemenangan kubu Prabowo di parlemen seperti diungkap diatas, sesungguhnya ongkos social politik kedepannya semakin ringan. Dan agenda berikutnya merubah pilpres secara langsung menjadi pemilihan presiden melalui MPR bukan lagi sekedar wacana atau mimpi politisi disiang bolong. Ambisi Prabowo yang didukung oleh partai-partai besar dan syarat pengalaman perpolitikan sepanjang sejarah Indonesia merdeka, dipastikan akan mengantarnya dengan mudah menjadi presiden Indonesia..

Sebaliknya melihat hegemoni kubu Prabowo di parlemen saat ini dan mencermati strategi politik KIH yang hanya berpijak figure Megawati, diramalkan kelangsungan pemerinthan Presiden Joko Widodo hanya akan bertahan kurang dari dua tahun. Program jangka pendek pro rakyat macam pencabutan subsidi BBM bakalan mendapat penolakan rakyat dengan dukungan parlemen. PDIP sebagai pemenang pemilu, tak mampu berbuat lebih jauh dengan ambruknya pemerintahan Jokowi. Megawati kemungkinan hanya mengambil sikap tegas seperti ketika dikalahkan SBY saat pilpres 2004, yaitu PDIP menjadi partai oposisi. Dan ujungnya Megawati nambah musuh baru, Prabowo. Dengan nasip politik seperti ini, marwah PDIP sejatinya adalah oposisi.

Sementara Nasdem sebagai partai baru dengan elit parpolnya yang minim pengalaman mustahil bisa melawan keroyokan politisi KMP. Meskipun Surya Paloh dengan kekuatan medianya bikin opini public, dipastikan tak laku dan justru menambah citra partai semakin babak belur. Sementara Hanura, nasibnya akan sama seperti pemimpinmnya Wiranto yang hanya singgah sebentar di hati nurani rakyat saja. Begitu pun dengan PPP, sejak era orba partai ini tak siap dengan perubahan. Kisruh internal partai yang berlangsung sepanjang periode diyakini tak akan bisa mengurus bangsa dan negara. Marwah PPP sebenarnya adalah partai manut dan penurut, yang penting elit partainya hidup kenyang.

Melihat parlemen yang dikuasai KMP dan kebiasaan anggota DPR/MPR yang selalu memutuskan hal-hal penting di malam hari – dimana lebih separo rakyat sedang tidur lelap -- maka ambisi Prabowo untuk menjadi Presiden RI tinggal selangkah lagi. Dan jika hal ini terjadi, Prabowo bisa membentuk dinasti politik dan bakalan berkuasa lebih lama dari pada mertuanya, Soeharto. Dengan demikian, jargon Indonesia sebagai macan asia yang digelorakan Prabowo, bukan isapan jempol. Kini public hanya bisa berdoa apapun yang dilakukan, tujuannya adalah kesejahteraan rakyat.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun