Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Minat Kopdaran sama SBY, Ini Syaratnya

14 Oktober 2014   04:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14132091761609841459

Dalam hitungan hari, SBY akan melepas jabatannya sebagai Presiden RI. Dua periode berkuasa, tentu beliau ingin dikenang sebagai presiden yang santun dengan berpamitan kepada rakyat. Tidak seperti pendahulunya, dimana ke lima presiden RI sebelumnya mengakhiri jabatannya tanpa sempat berpamitan kepada rakyat.

Presiden RI pertama, Ir. Soekarno mendadak lengser tanpa dipahami publik. Suharto masih punya sopan-santun dengan mengumumkan dirinya "mundur keprabon mandig pandito". Dan penggantinya Habibie, mengakhiri jabatan presiden diiringi cemoohan rakyat, karena pidato pertanggungjawabannya ditolak dalam sidang umum MPR 1999. Sementara, Abdurrahman Wahid nasibnya hampir mirip Habibie. Presiden RI ke 4 yg biasa dipanggil Gus Dur ini, mengakhiri jabatannya setelah gagal mengeluarkan dekrit. Presiden Gus Dur lalu dilengserkan dalam SI MPR 2001. Kemudian penggantinya Megawati, ia berhenti jadi presiden karena habis masa jabatannya. Merasa kekuasaan yang dipegangnya berakhir mulus, ia tak perlu pamit kepada rakyat. Sebab menurut kalkulasi politiknyanya, dalam pilpres 2004 ia bakal dipilih kembali oleh rakyat. Namun faktanya, Megawati keok oleh SBY dalam pemilu paling demokratis setelah tumbangnya orba.

Menyimak sejarah demikian maka bisa dikatakan Presiden RI ke 6 SBY, sesungguhnya seorang presiden yang meraih kekuasaan dan mengakhiri kekuasaannya dengan mujur. Ia dipilih secara langsung oleh rakyat dan mengakhiri jabatannya dengan mulus selama 10 tahun. Mendapat kemujuran demikian, maka SBY membuka tradisi baru dalam mengakhiri kekuasaannya dengan melakukan hal-hal positif. Selain membantu dengan sepenuh hati proses transisi kekuasaan kepada presiden terpilih Jokowi, SBY juga dengan santun berpamitan kepada rakyat. Sikap demikian dibuktikan dengan membuat hashtag berhadiah #KopdarPamitan di akun twitternya.

Nah, bagi netizen yang ingin berpartisipasi dalam #KopdarPamitan diharuskan mengisi form ini:

[caption id="attachment_366153" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: Twitter Presiden SBY"][/caption]

Persyaratan mengisi data demikian, tentu dimaksudkan agar yang mendapat hadiah kopdar bukan tuyul, demit, gendrowo dan sejenisnya.

Selain itu untuk menghindari kekecewaan fans yang gagal mendapat hadiah kopi darat, data yang diisi dengan benar, siapa tahu jika nasib mujur tentu akan mendapat souvenir dari istana. Atau minimal foto-foto jepretan ibu Ani Yudhoyono dengan tandatangan asli.

Buruan, karena kuis #KopdarPamitan hanya berlangsung hingga Kamis, 14/10/2014.

Minat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun