"Tak ada yang dapat pesangon sesenpun para petani lalu pindah ke tempat lain. Isteri Marcos berperan besar dalam pelaksanaan proyek ini", begitu cerita sopir jepney.
Langkanya literatur resmi tentang mansion ini, membuat pengunjung tak memperoleh info berarti.
Sebuah koran di manila (1986) menulis, Marcos memulai kontruksi mansion ini pada akhir1982. Lebih US $10 juta dihabiskan, termasuk membuat jalan beraspal mulus.
Disela pekerjaan pemangkasan tanah, Marcos mendapat telpon dari gedung putih Washington, AS. Yang mengabarkan bahwa bulan november 1986 Reagan akan berkunjung ke Manila. Mendapat kabar ini Marcos girang. Segera ia mengebut pembangunan mansion dengan mengirim 2000 kuli bangunan. Serta menilpon toko2 material agar mempercepat pengiriman semen dan besi.
Namun menyusul terbunuhnya tokoh oposisi, Benigno "Ninoy" Aquino yang tewas ditembak saat tiba dibandara Manila, setelah pulang dari pengasingan pada agustus 1983, mendadak Reagan membatalkan kunjungan sekaligus menyetop donasi untuk menyelesaikan pembangunan mansion.
Marcos panik. Terbunuhnya Ninoy Aquino menyulut demonstrasi tiap hari. Ia pun pusing ketika para bos toko material berani menagih uang. Dan ia semakin frustrasi, ketika rakyat Tagatay yang ia pikir loyal, ternyata ikut menyalahkannya atas terbunuhnya mantan senator senior tsb.
Awal 1986 saat mansion tinggal finishing, keburu revolusi meletus. Isteri mendiang Aquino, Corazon "Cory" Aquino, memimpin people power.
Menghindari mati konyol, Marcos bersama kroninya langsung kabur ke Hawaii. Hingga kematiannya, istana yang ia namakan "people park in the sky", tak pernah diinjaknya.
30 tahun kini, setelah berganti-ganti presiden, rupanya nasib istananya makin kumuh.
Masih banyak orang miskin dan gelandangan tidur diemperan toko-toko di Manila. Lalu- lintasnya semrawut karena jalanan didominasi beragam transportasi publik macam jepney, taksi sedan, taksi MPV, threecycle, pedicup yang saling berebut penumpang.