Mohon tunggu...
D.B. Prabs
D.B. Prabs Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Paruh Waktu

Seorang penulis paruh waktu yang mengamati berbagai isu dan tren

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Kupang Ke Dunia: NTT Merangsek Kultur Kuliner Lewat Se'i

15 Februari 2021   15:17 Diperbarui: 15 Februari 2021   16:10 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah masyur sejak dulu. Keindahan alam yang berbalut tradisi menjadikan kepulauan di sisi tenggara Indonesia ini dikenal, dikenang, dan dirindukan. Saking menariknya, NTT menjadi destinasi honeymoon favorit bersama Bali, Lombok, dan Jogja.

Keindahan alam NTT memang tiada duanya. Tentu kita mengenal Pulau Komodo sebagai ikon wisata bertaraf internasional. Danau Kelimutu juga menawarkan keindahan unik dan mistis dengan warna danau yang berubah-ubah. Tapi, keindahan NTT yang selama ini membuatnya jadi destinasi wisata ternyata belum seluruhnya terungkap.

Siapa sangka, NTT juga menyimpan warisan kuliner yang melegenda. Bahkan warisan kuliner ini juga bersaing dengan kuliner mancanegara. Ketika Eropa dan Amerika memiliki budaya daging asap, maka NTT juga punya kuliner yang tidak kalah menarik: se'i

Mungkin anda tidak asing dengan kata "se'i". Memang, se'i menjadi incaran pecinta rasa. Berbagai kedai se'i bertebaran di penjuru negeri. Terutama se'i sapi. Tapi sebelumnya, mari kita kenal apa itu se'i. Karena tak kenal maka tak sayang.

Se'i adalah metode pengawetan dan pengolahan daging dengan asap. Metode ini sangat cocok diterapkan pada iklim kering. Bahan bakar berupa kayu dan daun Kosambi (Schleichera oleosa) mudah ditemukan di sana. Kayu dari pohon kerabat buah Rambutan ini tidak hanya membantu pengawetan daging. Namun tersimpan cita rasa yang ikut menambah nikmatnya daging asap ala NTT: Se'i. Dipadu dengan bumbu rempah khas resep se'i, diperoleh cita rasa yang otentik yang khas. 

Dengan metode pengasapan, maka se'i menjanjikan keawetan dalam penyimpanan makanan. Ini adalah alasan utama mengapa se'i menjadi salah satu teknik pengolahan pangan utama di NTT. Tanpa menambahkan pengawet kimia yang bisa membahayakan tubuh, warga NTT tetap dapat menyimpan daging hasil buruan setelah masa berburu usai.

Awalnya, se'i menjadi metode pengolahan daging kijang hasil buruan. Selain kijang, babi yang umum diternakkan di NTT juga diolah menjadi se'i. Kedua jenis daging ini sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat suku Timor. Terutama se'i babi yang ikonik. Namun se'i tidak berhenti di kedua jenis olahan ini.

Dengan tuntutan masyarakat pada kuliner halal, maka pengolahan dengan se'i mulai melirik daging hewan lain. Sapi menjadi opsi utama. Selain halal, daging sapi juga memiliki cita rasa yang pas untuk diolah dengan metode se'i. Memang, daging sapi sudah sejak lama diolah dengan metode pengasapan. Salah satunya adalah metode barbeque yang umum di Amerika Serikat.

Namun se'i bukanlah barbeque. Se'i otentik tetap menggunakan kayu Kosambi sebagai sumber asap. Aroma khas dari kayu Kosambi membuat se'i punya rasa yang eksotis dan tidak ditemukan di olahan daging asap lainnya. Selain itu, rempah khas Nusantara juga memberi cita rasa spesial pada daging yang diolah dengan metode se'i.

Hari ini, se'i tidak lagi terjebak di wilayah NTT saja. Berbagai restoran se'i mulai muncul di berbagai wilayah Indonesia. Sebut saja Sei Kana dan Sei Sapiku. Berbagai kota seperti Tangerang, Semarang, Solo, sampai Makassar mulai dijamuri restoran yang menjajakan se'i.

Tentu restoran ini menjawab keinginan masyarakat yang kesulitan menikmati se'i yang otentik. Seperti yang sudah disampaikan, se'i memiliki teknik pengolahan yang sangat khas. Tanpa mengikuti resep se'i yang otentik ini, maka rasa yang dihasilkan akan berbeda. Tentu ini mengurangi kenikmatan dari se'i.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun