Tanah Papua Untuk Indonesia - Dalam panggung debat Presiden dan Wakil Presiden, sejumlah pernyataan sinisme dihadapkan kepada agenda hilirisasi Industri yang tengah terjadi di masa Pemerintahan Jokowi.. Ibarat menggunakan kaca mata kuda, penggunaan narasi "ugal-ugalan" menjadi tema yang seolah olah menjadi "alat justifikasi kegagalan" hilirisasi Industri di era Jokowi, padahal fakta sebaliknya justru membuktikan, ditengah-tengah degradasi ekonomi dunia yang terjun bebas dimasa pandemi covid 19 dan juga diperparah dengan adanya peperangan yang mengganggu rantai pasokan sejumlah komoditas dunia (energi dan makanan), Indonesia justru tetap percaya diri menghadapi "volatilitas" perekonomian global dengan tetap mencetak pergerakan pertumbuhan ekonomi yang masih positif..Â
GDP annual Growth Rate Indonesia sempat turun ketika Puncak Pandemi Covid 19 memasuki bulan Mei - Juli 2020 dengan GDP diangka (-5,3%), Agustus - Oktober 2020 (-3,49%), November - Januari 2020 (-2,19%), dan Februari - April 2021 (-0,69%), namun mengalami pembalikan pertumbuhan positif sebesar 7,08% pada bulan berikutnya (Mei - Juli 2021), dan perolehan angka tersebut terus mengalami pertumbuhan positif hingga saat ini.. Pergerakan rebound GDP Indonesia yang terbilang cepat dimasa-masa puncak pandemi covid 19 yang sempat memperparah perekonomian global, itu di dorong oleh pergerakan kegiatan ekonomi yang menopang GDP Indonesia senilai 871,5 Triliun IDR (referensi hari ini) terkait kegiatan mining dan manufacturing (diantaranya smelter) yang dipandang oleh beberapa elit sebagai "aktivitas ugal-ugalan"..Â
Memang diakui kekurangan dilapangan memang ada, namun tidak sedikit pula harapan besar "hope" dan kesempatan cemerlang "opportunity" juga hadir dalam waktu yang bersamaan.. Para pengamat ekonomi harus bertindak adil dan wajar, ketika membahas dua sisi mata uang, dampak kegiatan industri yang mempengaruhi lingkungan hidup dan juga ekonomi nasional dalam waktu bersamaan..Â
Mari kita belajar dalam sejarah Industrialisasi di negara Maju seperti Revolusi Industri di Inggris, Ketika era revolusi industri pertama kali muncul pada tahun 1760 an, saat itu muncul masalah baru tergantinya "tenaga kasar manusia" oleh mesin-mesin uap hasil penemuan pada masanya yang berdampak negatif pada tingginya anggak pengangguran di Inggris.. Namun, masalah penggantian tenaga kasar manusia itu, justru menjadi kunci transformasi kemunculan "tenaga ahli dan terampil" yang lebih inovatif dan tidak lagi mengandalkan manusia sebagai mesin produksi kasar (meningkatkan harkat dan martabat manusia)..
Kemunculan spesialisasi keahlian dan inovasi manusia di era awal revolusi Industri, juga sangat bermanfaat bagi terciptanya standar kehidupan perburuhan yang menuntut hadirnya peningkatan kesejahteraan buruh (mulai bermunculan masyarakat kelas menengah baru), pengaturan tentang standar keselamatan buruh, perlindungan terhadap hak hak buruh, dan lahirnya banyak regulasi yang melindungi kepentingan buruh (Peluang, Kesempatan Dan Masalah hadir dalam Ruang dan Waktu yang hampir bersamaan)..
Ketika manusia pada masa pra revolusi Industri, hanya digunakan sebagai mesin-mesin produksi kasar, dengan nilai keekonomian yang begitu rendah (lapangan kerja kasar tersedia, dan feodalisme tuan tanah menguat), sekalipun menyerap begitu banyak lapangan pekerjaan, namun, hasil reproduksi ekonominya tidak mampu menghadirkan transformasi kesejahteraan buruh dan tidak mampu membangun regulasi perlindungan perburuhan.. Hanya kehadiran revolusi Industrilah, yang mampu mengubah kehadiran para buruh kelas kasar dan tidak terampil, dapat secara perlahan menaikkan "nilai/value" tenaga kerja dengan hadirnya kualifikasi keahlian tertentu, yang juga bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh, dimasa-masa perkembangan gerakan industrialisasi sesudah revolusi Industri berjalan..
Memang benar, ada faktor kesenjangan yang harus benar benar diperhatikan.. Maka dari itu, sektor Industri yang terbangun dengan pesat, harus pula berkontribusi terhadap perekonomian nasional yang dapat meningkatkan penerimaan pendapatan negara.. Sehingga dengan fungsinya sebagai perpanjangan tangan kedaulatan rakyat, negara harus dapat dengan benar menghentikan praktek korupsi dan kebocoran penerimaan negara, agar kepentingan pelayanan publik dan agenda pembangunan ekonomi rakyat dapat terdistribusi secara adil dan merata kepada rakyat yang menjadi subyek kebijakan negara (berkaca pada prinsip sosialisme ekonomi Pancasila)..
Hilirisasi Industri itu harus berdiri berbarengan dengan tata kelola penerimaan keuangan negara, yang harus di manfaatkan sebesar besarnya bagi kepentingan pembangunan masyarakat dalam sebuah negara (sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945)..
Kita tentunya menyadari bahwa pekerjaan utama Pemerintah masihlah sangat banyak, tentunya Pekerjaan Rumah (PR) tersebut bukanlah masalah yang harus menjadi penghambat terbangunnya hilirisasi industri, sebab setiap alternatif kebijakan ekonomi yang diambil, pasti memiliki "Deffect/efek samping" yang juga tidak bisa dihindari..
Kunci kesuksesan Hilirisasi Industri juga terletak dari seberapa cepat transformasi sosial kemasyarakatan terjadi, misalkan dalam kasus Ketersediaan Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil dan memiliki keahlian dalam dunia Industri, yang harus segera terpenuhi, tanpa harus mengorbankan pencapaian nilai tambah dari tujuan produksi untuk menghasilkan profit yang maksimal (hilirisasi Industri tidak bertentangan dengan proses bertahap melatih tenaga ahli dan terampil dalam kegiatan industri)..
Oleh karena itu, Prabowo Gibran menyiapkan rancangan komprehensif terkait kehadiran lembaga-lembaga pelatihan dan pendidikan berbasis Skill dan Kompetensi, dimana Hilirisasi Industri tersebut dibangun, untuk menyiapkan transformasi sumber daya tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan, terutama mendorong transformasi tenaga terampil lokal/daerah dimana kegiatan industrialisasi tersebut berlangsung..
Tidak ada kata mundur dari agenda hilirisasi Industri, setiap masalah keseimbangan penyerapan tenaga kerja lokal dan nasional, pergeseran ekosistem sosial dan ekonomi, dampak ekologi yang tercipta, semuanya masih dalam kendali terukur yang dapat di kontrol oleh perilaku manusia..
Amerika Serikat yang kita kenali sebagai negara maju dan kuat, telah lama memulai transformasi industri di negerinya, bahkan gerakan industrialisasi tersebut telah dimulai jauh hari sebelum Indonesia merdeka di tahun 1945 (Amerika tercatat telah memulai gerakan industrialisasi 152 tahun sebelum Indonesia merdeka di tahun 1945).. Berbeda halnya dengan China, transformasi industrialisasi di negeri Tiongkok tersebut justru belum lama terjadi (gerakan transformasi industri China dimulai sejak 1979), dimana Indonesia dapat menjadikan kegiatan hilirisasi Industri di negeri Tiongkok sebagai referensi pembanding yang menjanjikan, sebab China mampu membangun transformasi hilirisasi industri dalam skala besar yang dikemudian hari berhasil membangun raksasa ekonomi negeri Tiongkok pada hari ini (bahkan dapat mengganggu dominasi Amerika Serikat), sejatinya hanya berjalan selama 20-an tahunan saja..Â
Landskap geografis China yang merupakan negara Kontinental, sejatinya memiliki banyak masalah dengan sistem distribusi logistik, sebagai hasil dari produksi Industri yang mereka ciptakan di dalam negerinya.. Berbeda dengan Indonesia, terlahir secara alamiah sebagai negara kepulauan yang luas, perairan laut Indonesia justru merupakan kekuatan Transportasi raksasa ekonomi dunia yang selama ini cukup lama tertidur panjang.. Lautan Indonesia yang melingkupi hampir semua kota-kota besar Indonesia yang tengah menjadi basis-basis Industri di semua kepulauan Indonesia, merupakan keberkahan tersendiri yang harus dipandang sebagai kekuatan besar ekonomi Indonesia..
Lautan yang melingkupi kota kota industri di seluruh penjuru kepulauan utama Indonesia, justru menjadi media kanal-kanal terusan Suez atau Terusan Panama versi perairan ekonomi nusantara, yang jauh lebih murah dan efisien, dibandingkan biaya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi jalan di negara negara Kontinental termasuk negara setipe Tiongkok..
Tiongkok justru dihari ini telah berhasil menguasai jalur perdagangan maritim dunia, dengan membangun armada kapal kapal dagang internasional yang memudahkan mereka mengirim hasil-hasil produksi Industri strategis mereka dengan biaya murah ke seluruh dunia..
Indonesia bisa memangkas tahun tahun panjang dan lama untuk menyiapkan infrastruktur kontinental yang rumit dan berbiaya mahal, dengan memanfaatkan keunggulan geografis kepulauan nusantara yang begitu luas, kaya dan beragam.. Dengan menyadari kekuatan maritim yang dimiliki oleh Indonesia, kita sangat merasa yakin, bahwa Gerakan hilirisasi Industri Indonesia akan jauh lebih cepat melangkah kedepannya dan bahkan bisa mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju lainnya..
Arah Hilirisasi Industri di Indonesia sudah berada pada jalur yang benar, dimana makna strategis hilirisasi industri itu memiliki definisi yang jelas, meningkatkan nilai tambah "harga jual" dari nilai komoditas yang selama ini mengandalkan produksi pertambangan kasar "raw material", yang memiliki kecepatan pengrusakan lingkungan yang jauh lebih cepat dan meluas, digantikan dengan model pengelolaan industri yang mengutamakan pada nilai tambah produk ekonomi, pengelolaan industri yang lebih ramah lingkungan (mencegah pengrusakan dalam skala besar dan cepat) dengan memberikan waktu kepada lingkungan untuk merecovery dirinya, dan tentunya berusaha menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal dan nasional, dan menyediakan pembinaan tenaga ahli dan terampil Industri dalam jangka panjang..
Kita tentunya sangat berharap, hilirisasi Industri yang dapat dilakukan pada masa mendatang, juga dapat terus berlanjut pada lapisan industri turunan dan lanjutan, seperti hadirnya industri produksi suku cadang otomotif, industri produksi baterai nasional, untuk menyerap tenaga kerja terampil sebagai turunan dari Industri pengolahan besi, baja, timah dan nikel dalam negeri yang sudah terbangun..
Harapan yang disampaikan oleh Pa Prabowo dalam kesempatan pidatonya, berharap besar dimasa mendatang, perkembangan industri turunan dari terbangunnya Industri pengolahan Raw Material bijih besi, timah, nikel, cobalt, tembaga, anode slime dan lain sebagainya akan melahirkan industri berkelas lanjutan di dalam negeri..
Sebagai Presiden yang membawa Transisi Indonesia, dalam peralihan generasi saat ini, Baik Presiden SBY, Presiden Jokowi, maupun Presiden RI ke 8 "semoga Tuhan memberikan Ijin-Nya" kepada Prabowo Gibran, lompatan ekonomi Indonesia dimasa-masa mendatang, akan menjadi kompas pasti bagi terbangunnya pusat-pusat industri unggulan, yang tidak lagi hanya sekedar mengelola industri pengolahan tambang semata, melainkan telah bertransformasi menjadi industri "Karya - Cipta" yang sudah menghasilkan Produk siap pakai (otomotif, gadget, elektrifikasi, jaringan internet, alat dan mesin pertahanan, perkapalan, pesawat, dan lain lain) yang setidak-tidaknya dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan pertahanan di dalam negeri sendiri..
Manusia-Manusia Indonesia harus mensyukuri, kebangkitan paradigma "kemandirian Sejati" para pemimpin Nasional yang dihari ini telah di perkuat oleh Presiden Jokowi, berani melawan intervensi dan ancaman negara negara kuat dan maju, tidak perduli dengan ancaman embargo dan perang dagang, berdiri sama kuat dan sama tinggi membicarakan kepentingan nasional dalam negeri dengan negara luar, dan tentunya semua fondasi diplomasi national interest Indonesia yang telah dibangun dengan susah payah tersebut, tidak boleh dihancurkan begitu saja, hanya dengan nada pesimisme yang hadir dari segelintir Elit Politik yang bersuara untuk sekedar merebut simpati rakyat dalam Pemilu..
Tidak ada jalan mundur kebelakang, apalagi merubah total arah pembangunan Indonesia.. Yang masuk akal dan rasional hanyalah melanjutkan agenda utama Kegiatan Hilirisasi Industri di seluruh pelosok Indonesia, dengan mengandalkan perairan maritim Indonesia sebagai kekuatan Transportasi Raksasa Berbiaya Murah, dan tentunya perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan, juga harus terus dilakukan, karena setiap etape, masa, tahun-tahun yang dijalani dalam proses bernegara, memiliki waktu periodisasi yang cukup untuk terus memperbaiki setiap kekurangan yang dipandang perlu untuk diperbaiki dan terus mengalami penyempurnaan..
Satu hal paling penting, diatas landasan pembangunan yang dicita-citakan, seluruh rakyat Indonesia membutuhkan rasa aman yang cukup, para pemimpin nasionalnya hadir menjadi penyejuk dan pemersatu, agar segala tantangan yang dihadapi oleh negara, baik infiltrasi yang masuk dari dalam negeri sendiri, maupun agenda proxy yang datang dari luar, kedaulatan negara, rasa aman bagi rakyat, dapat benar benar menjadi penyokong utama, semua tujuan pembangunan nasional yang ada dihari ini dan dimasa masa mendatang..
Mari jalankan politik pemilu yang bermartabat, dan hindari perpecahan bangsa dengan mengutamakan kepentingan rakyat dan negara diatas kepentingan kemarahan golongan yang tidak puas dengan hasil pesta demokrasi rakyat..
Horas, Maturnuwun, Wa Wa Wa.. Hormat Kami, Willem Wandik S.Sos .. Waketum DPP Partai Demokrat.. Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Presiden 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H