Tanah Papua Untuk Indonesia - Satu kata yang bisa mendeskripsikan hasil debat Cawapres tadi malam (Jumat malam, 22 Desember 2023) "Perfecto dan Amazing" untuk Mas Gibran.. Dari penampilan Debat Cawapres tadi malam, terlihat Mas Gibran mampu menguasai panggung dengan akurasi argumentasi yang dapat memberikan jawaban yang lugas, rasional, relevan dengan masalah yang dihadapi oleh anak muda di masa depan dan memiliki penalaran yang baik pula..
Inilah perbedaan generasi muda milenial, dimana lingkungan pergaulan generasi saat ini, yang sangat akrab dengan literatur Digital ekonomi, Isu Cyber security, dan Artificial inteligent, Robotik, dan lain sebagainya sehingga begitu mudah menyampaikan basis argumentasi untuk memotret masalah masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini dan dimasa mendatang..
Sekali lagi pemimpin muda seperti Mas Gibran adalah wajah Pemimpin masa depan Indonesia.. Jangan pernah membayangkan anak muda akan memimpin sebuah birokrasi, sama seperti gaya kepemimpinan generasi tua, dimana pikiran yang mendasari setiap keputusan yang diambil oleh generasi tua hanya berpedoman terhadap retorika hukum, dan retorika politik semata, tampak hebat mendebat tetapi tidak mengerti substansi yang dihadapi oleh anak anak muda kreatif yang sudah hidup di dunia digital, artificial inteligent, robotik dan lain sebagainya..
Beberapa pertanyaan soal digital ekonomi yang dijawab oleh paslon lainnya, terkesan melebar ke masalah birokrasi dan hukum saja, padahal tema tema tersebut - sudah dibahas pada sesi debat pertama yang menjadi jatah debat calon presiden sebelumnya.. Bahkan ada paslon yang secara serius hanya membahas persoalan korupsi, ditengah tengah minimnya literasi tentang apa dan bagaimana ekonomi digital itu dapat menjadi penopang perekonomian negara di masa mendatang..
Sejak awal dicalonkan menjadi Cawapres, hinaan dan ejekan terus datang mengeksploitasi serangan terhadap Mas Gibran dengan narasi yang begitu menjatuhkan.. Ada yang menyebut Mas Gibran sebagai pemimpin instan yang belum pantas maju, ada yang bahkan menyebut diksi belimbing sayur - yang menjadi keberlanjutan diksi "labeling" anak ingusan yang dialamatkan kepada Mas Gibran..Â
Namun, hinaan dan ejekan itu, tidak membuat Mas Gibran membalas setiap perkataan itu dengan konfrontatif.. Dirinya selalu santai menanggapi ejekan dari kelompok yang menudingnya takut untuk berdebat.. Malam ini, di momentun debat Cawapres, semua tudingan itu dipatahkan dengan satu performance debat yang terbilang sangat memuaskan masyarakat Indonesia yang menyaksikannya..
Sejumlah pertanyaan sempat diajukan oleh Mas Gibran kepada paslon lainnya, namun, minimnya persiapan dan literatur, latarbelakang pengalaman interaksi yang sama sekali old school, membuat mereka kebingungan untuk menjawab masalah yang diajukan oleh Mas Gibran..
Mas Gibran bisa menelanjangi kapasitas pengetahuan dan pengalaman para senior tersebut, dalam beberapa kasus, seorang presiden berusaha mengajari Mas Gibran persoalan Rasio Pajak, namun dijelaskannya dengan sangat baik, dimana Indonesia benar benar dapat meningkatkan rasio pajak dengan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya.. Statement tentang rasio pajak ini, justru disalah mengerti oleh paslon senior lainnya yang merupakan ahli hukum, dengan mendefinisikan rasio pajak sebagai peningkatan pajak semata mata bagi rakyat..
Bagi Mas Gibran, strategi meningkatkan Rasio Pajak itu dimaksudkan kedalam upaya Pemerintah nasional memperkuat penguatan sumber sumber pendapatan di dalam negeri yang menjadi sektor unggulan seperti hilirisasi pertambangan (nikel, timah, tembaga, besi, bauksit, dan masih banyak lainnya), hilirisasi pertanian, hilirisasi perikanan, hilirisasi digital ekonomi, dan lain sebagainya.. Bahkan kehendak untuk membangun pusat pemerintahan baru yang mendukung visi Indonesia sentris menjadi satu rangkaian penting untuk memperkuat upaya peningkatan rasio pajak Indonesia dimasa mendatang..
Sepertinya maksud Mas Gibran dengan meningkatkan kapasitas kue yang dimakan, bukan membagi bagi kue kecil yang sudah ada.. Tidak dipahami dengan baik oleh pasangan lainnya..
Mas Gibran juga berhasil membuka tabir kemunafikan, dimana hanya dengan alasan pilihan politik, bentuk dukungan sebelumnya terhadap pembangunan IKN (menjadi bagian dari anggota Kabinet hari ini), yang ditunjukkan dengan acara potong tumpeng di IKN oleh salah satu pasangan Cawapres, harus mengubah arah haluannya untuk sekedar untuk sekedar mengejar ambisi elektoral pemilu..Â
Mas Gibran sadar betul, maksud dari orang orang ini, mereka menolak IKN dengan menempatkan isu sentimen IKN sebagai jualan politik identitas pemilu.. Secara pragmatis, posisi elektoral pulau Jawa menjadi basis pemilih mayoritas, dengan menunggangi isu penolakan IKN ini, berharap curug elektoral di pulau jawa yang berdasarkan basis sentimen IKN akan semakin menguat..
Mereka berusah bermain main, dengan segala macam cara dan isu, untuk sekedar memenangkan pemilu, padahal yang mereka tidak sadari, IKN itu menjadi bagian dari mimpi Pendiri Bangsa ini, Bung Karno untuk menghadirkan wawasan pembangunan Indonesia sentris, mengunci masa depan kejayaan Indonesia yang melampaui usia 100 tahun berdirinya Republik ini..
Horas,
Maturnuwun
Wa Wa Wa
Hormat Kami,
Willem Wandik S.Sos
Waketum DPP Partai Demokrat
Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Presiden 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H