Ketika pagi merindu embun di bibir daun,
yang kutemukan hanya kebisuan dalam kemayaan rupa.
Esok ini memang beda.
Kami terkungkung dalam situasi tak semestinya.
Sepi... sunyi... menelisik hiruk-pikuk,
menggetarkan nurani yang meringkuk.
Berperang melawan yang tak kasat mata.
Memecah tangis sang buana. Â
Nyawa melayang tanpa tanda.Â
Begitu ganasnya dirimu korona.
Entah ....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!