Mohon tunggu...
Atika Prabandari
Atika Prabandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

cita-citaku ngobrol sama nicholas saputra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoanalisis, Buah Pikiran Sigmund Freud

22 November 2022   20:16 Diperbarui: 22 November 2022   20:36 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Id merupakan sumber energi psikis yang menggerakkan kegiatan pemenuhan kebutuhan biologis, dan juga menggerakkan tingkah laku agresif. Id mencari kepuasan secara instan terhadap keinginan dan kebutuhan manusia. Apabila kedua ini tidak terpenuhi, seseorang dapat menjadi tegang, cemas, atau marah. 

Dalam menurunkan ketegangan atau menghilangkan kondisi tidak menyenangkan id menempuh dua cara, yaitu melalui refleks dan proses primer.  Selanjutnya ada Ego yang berperan untuk memilih keinginan mana yang hendak direspons sesuai dengan urutan prioritas dan kapan waktunya. 

Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id karena ego tidak memiliki energi sendiri. Ego mempunyai keinginan untuk memaksimalkan pencapaian kepuasan, tetapi melalui proses sekunder. 

Artinya dilakukan melalui proses berpikir yang realistis dan rasional dan berorientasi kepada pemecahan masalah.  Terakhir, Super Ego yang berisi komponen moral dari kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik-buruk, benar-salah yang didapat oleh individu melalui pengalaman hidupnya.

Sehingga, id, ego dan super ego bekerja bersama dalam menciptakan pola perilaku manusia. Id memberi tuntutan kebutuhan alamiah, ego membatasinya dengan realita, dan superego menambahkan nilai-nilai moral pada setiap tindakan yang diambil. 

Misalnya, dalam sebuah perjamuan makan malam di restoran bintang lima, seluruh menu makanan hingga minuman harus disajikan oleh pramusaji secara bertahap, tetapi tiba-tiba si A merasa haus (inilah saat Id bekerja melalui pemberian stimulus: rasa haus) dan air di gelas miliknya sudah habis. 

Kemudian demi mengentaskan rasa hausnya, mau tidak mau ia harus minum dan ia memiliki dua pilihan, menunggu pramusaji menuangkan air ke gelasnya, atau meminum air dari gelas rekan semejanya. (dua pilihan ini merupakan bagaimana Ego bekerja).

Namun, karena A diajarkan bahwa meminum air dari gelas orang lain itu tidak sopan, maka ia memilih untuk menunggu pramusaji menuang air ke gelasnya (pemilihan dengan mempertimbangkan sopan/tidak sopan inilah cara super ego bekerja).

Ketika sebuah stimulan memberikan rangsangan pada individu, maka reaksi atas rangsangan itulah yang disebut sebagai insting atau naluri. Bagi Freud, manusia memiliki dua insting. Keduanya ialah insting hidup atau disebut Eros dan insting mati atau Thanatos. Insting Eros diartikan sebagai insting untuk mempertahankan atau melestarikan hidup yang oleh Freud dikatakan dapat diwujudkan melalui Libido atau dorongan seksual.

Namun kemudian pernyataan tersebut digeneralkan kembali bukan hanya melalui seks, tetapi juga melalui dorongan-dorongan lain untuk mempertahankan hidup, misalnya dengan memenuhi kebutuhan makan. Berbeda dengan insting Eros, insting Thanatos ialah lawan darinya.

Insting Thanatos lebih bersifat destruktif. Namun, keduanya dapat bercampur atau saling menetralkan. Misalnya, dalam mempertahankan hidup, insting Eros akan mengarahkan manusia untuk makan dan minum, tetapi jika makan dan minum tersebut berlebihan akan berdampak negatif juga untuknya, dari sinilah kemudian insting Thanatos bekerja untuk menghentikan makan dan minum tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun