Mohon tunggu...
Atika Prabandari
Atika Prabandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

cita-citaku ngobrol sama nicholas saputra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keragaman Perspektif Sosiologi: Buah Pikiran Georg Simmel

25 September 2022   23:47 Diperbarui: 25 September 2022   23:51 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Georg Simmel 1858-1918. disadur dari http://scihi.org/georg-simmel-sociologist/

       Terakhir, Simmel juga menuliskan mengenai filosofi uang dalam karya besarnya yang berjudul The Philosophy of Money. Dalam karya ini Simmel banyak dikritik tokoh-tokoh terkemuka lain, sebab menjabarkan bahwa uang mengikat relasi interaksi antarindividu di dalamnya. Padahal, menurut tokoh yang lain, interaksi yang terjadi antarindividu tak selamanya berangkat dari relasi uang. Meski dikritik sebegitunya, Simmel bersikukuh mengenai pandangannya terhadap uang. Simmel menjelaskan bahwa uang adalah kekuatan penengah yang membuat sistem nilai yang tidak sebanding menjadi sebanding. Karena uang bebas dari bias dan kekhususan dari satu atau beberapa sistem nilai tertentu, di mana kita hanya menerjemahkan nilai-nilai kita ke dalam angka-angka moneter terukur atau bahkan lebih konkret.

       Melalui karya ini, Simmel juga memaparkan bahwa uang hadir untuk mengikis jarak ketercapaian sebuah objek agar terlihat nilainya. Misalnya, sebuah tas bermerek terkenal dengan harga puluhan juta nilainya akan sangat berharga untuk orang-orang dari kalangan akar rumput sebab mereka berjarak dengan nominal harganya dan sebaliknya, untuk orang-orang dari kalangan atas tas dengan harga puluhan juta akan bernilai biasa saja, bahkan terkadang tidak berharga karena mereka mampu membeli tas tersebut kapan pun mereka mau. Selain itu, uang juga menciptakan dunia yang terreifikasi, di mana objek-objek tertentu kehilangan makna subjektifnya dan digantikan dengan makna yang lebih kuantitatif (ekonomis). Misalnya sebuah ikat rambut akan sangat terasa berharga sebab itu merupakan hadiah, tetapi ketika hendak dijual, maka uang akan membuat "rasa berharga" yang subjektif itu akan hilang dan ikat rambut tersebut akan dihargai sama dengan harga ikat rambut lainnya.

Sekian pembahasan mengenai pemikiran Georg Simmel, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun