Mohon tunggu...
Valensia Natalia
Valensia Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa/Universitas Pendidikan Ganesha

Perkenalkan saya Valensia Natalia, mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Bali. Hobi saya adalah mengarang cerita dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Harmonis dari Perspektif Generasi Milenial Indonesia

4 November 2022   00:06 Diperbarui: 4 November 2022   00:09 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Keanekaragaman tersebut sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna meskipun berbeda-beda, tetapi bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. 

Bhinneka Tunggal Ika menciptakan keharmonisan. Harmonis berasal dari kata harmoni yang berasal dari Yunani 'harmonia' yang artinya terikat secara serasi dan sesuai (M. Dahlan Al Barry: 1995). Harmonis berhubungan dengan rasa dan aksi.

Indonesia yang harmonis menurut generasi milenial yaitu negara yang masyarakatnya dapat hidup dengan serasi dan sesuai, walaupun terdapat perbedaan di dalamnya. Serasi dan sesuai dapat dilihat dari minimnya konflik pada masyarakat dan terjadinya hak dan kewajiban masing-masing masyarakat dengan bersahaja. 

Harmonis juga menandakan ketenteraman, kesentosaan, keamanan, kekompakan, dan kerukunan. Konsep harmonis juga dimuat dalam sila ke-2 Pancasila yang berbunyi; kemanusiaan yang adil dan beradab. Bunyi "keadilan" pada sila tersebut menjelaskan bahwa perbedaan di Indonesia tidak berpengaruh apa-apa karena adanya keserasian dan kesesuaian antar satu dengan yang lainnya.

Konsep keharmonisan juga dapat ditemukan dalam Tri Hita Karana yang memiliki arti sebagai tiga penyebab kebahagiaan. Tri Hita Karana menekankan relasi manusia dalam kehidupan, meliputi hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama manusia (Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan).

Menjaga keharmonisan dengan Tuhan dapat dilakukan dengan bersembayang atau beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, juga melakukan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama, lalu menghargai dan mencintai makhluk ciptaanNya, yang berhubungan dengan menjaga keharmonisan manusia dengan sesama manusia. 

Untuk melaksanakan Pawongan, manusia harus saling menghargai, membantu, dan menghormati satu dengan yang lainnya agar tercipta keharmonisan di antara hubungan manusia dengan manusia lain. Untuk menciptakan keharmonisan antara manusia dengan alam dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan sekitar, tidak merusak alam, tidak membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.

Jika masyarakat Indonesia berhasil melakukan hal sehari-hari yang berdasar dari konsep Tri Hita Karana dan Pancasila sebagai ideologi negara, keharmonisan Indonesia dapat lebih mudah tercapai. 

Pendidikan yang sudah memumpuni di Indonesia juga mendorong Indonesia menjadi negara yang harmonis. Bila pada saat dahulu manusia masih bersikap kolot dan tidak siap untuk maju, kini para generasi milenial yang kebanyakan berada di usia produktif dapat mengikuti perkembangan zaman. 

Ajaran mengenai basic manner mudah diperoleh dan dipelajari dari berbagai sumber, yang mendukung generasi milenial belajar menghargai orang lain dalam hal ini mendorong tercapainya Indonesia harmonis.

Generasi milenial merupakan orang-orang yang lahir sekitar 1983-2000 berdasarkan Lembaga U.S Pirg. Generasi milenial hadir setelah generasi X. Generasi milenial juga berperan sebagai agen perubahan dinilai mampu mendorong bangsa Indonesia untuk lebih berubah ke arah yang lebih baik serta berkembang menjadi negara yang lebih harmonis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun